TNI-Polri Gagalkan Latihan Militer Kelompok Papua Merdeka, 3 Pimpinannya Ditangkap

  • Jumat, 31 Agustus 2018 - 17:33:04 WIB | Di Baca : 1055 Kali

 


SeRiau - Aparat TNI/Polri di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua menggagalkan latihan militer kelompok yang ingin melepaskan diri dari Negara, Kesatuan, Republik Indonesia (NKRI).

Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, mengatakan, sebanyak 240 warga sudah terlibat latihan militer selama satu pekan di Kabupaten Yalimo, yang dilakukan kelompok berseberangan tersebut.

Pada saat yang bersamaan, aparat menghentikan pertemuan tertutup komando tertinggi kelompok itu, dan menggagalkan pelantikan Recuit Markas Kordap XI Yali yang berlangsung di Kampung Alibarek, Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo.

"Selain tiga orang pimpinan yang kita amankan, 240 personel yang telah diambil keterangan. Pelatihan militer ini juga akan dilakukan di wilayah Yahukimo dan Pegunungan Bintang sehingga ini menjadi proyek percontohan yang dilakukan dahulu sebelum berpindah ke daerah lain," katanya, Jumat (31/8/2018).
 
Dari penggerebekan itu, polisi mengamankan satu bendera bintang kejora berukuran besar, dua cap, dua laptop, satu kamera, dokumen, pisau dan sejumlah seragam loreng yang digunakan untuk latihan militer.

"Sesungguhnya TNI/Polri tidak mencari masalah. Namun, karena kewajiban untuk melindungi masyarakat yang merasa resah dengan tindakan yang dilakukan kelompok ini," katanya.

Saat penindakan di lapangan, tidak ada perlawanan berarti yang diberikan dari kelompok tersebut dan polisi yakin dengan penangkapan itu stabilitas keamanan di Yalimo tidak terganggu.

"Jangan lagi ada yang mempolitisir masalah ini, jika TNI/ Polri arogansi. Kami melakukan tugas melindungi dan melayani masyarakat, menjaga keamanan. Saya yakin 240 warga yang direkrut juga dipaksa untuk ikut latihan militer," katanya.
 
Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Lukas Sadipun mengatakan, TNI/Polri menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah melapor aktivitas latihan militer itu.

Menurut dia, masyarakat melapor, karena mereka sudah merasakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

"Masyarakat melihat kegiatan seperti ini memberikan dampak yang tidak baik bagi generasi muda sehingga mereka lapor. Kami akui latihan yang dilakukan sudah seminggu dan kami tidak tahu kalau tidak ada masyarakat yang melapor," pungkasnya.

 

 

 

 

 


Sumber okezone





Berita Terkait

Tulis Komentar