OTT Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dan Ironi 'Buayo Galo'
Jakarta, SeRiau-
Baru setahun menjabat, Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti kena operasi tangkap tangan KPK. Ironisnya, Ridwan Mukti punya pakta integritas antikorupsi di awal masa jabatannya.
Ridwan Mukti memimpin deklarasi dan penandatanganan pakta integritas antikorupsi di kalangan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Bukan main, deklarasi tersebut diikuti 1.108 pejabat struktural eselon 2,3 dan 4 di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Penandatanganan pakta integritas dilakukan di lapangan sport center Bengkulu di dekat Pantai Panjang, Bengkulu, Selasa (1/3/2016).
Gubernur Ridwan Mukti memimpin penandatanganan pakta integritas disaksikan oleh Ketua KPK, Kepala BNN, Kajati Bengkulu, Eks Ketua MK Mahfud MD, dan Ketua Ombudsman.
Dalam sambutannya, Ridwan Mukti menyinggung soal Bengkulu yang banyak 'buayanya'. "Ada pepatah lokal kalau dulu Bengkulu lubuknya kecil buayanyo banyak, tapi sekarang kita mendapat cemooh Bengkulu lubuknya kecil buayo galo (buaya semua). Oleh karena itu kita harus membangun kultur baru dengan kesiapan kita menandatangani pakta integritas pagi ini," demikian kata Ridwan Mukti dalam pidato sambutannya.
Dalam kesempatan itu Ridwan menuturkan pakta integritas ini baru langkah awal. Ia ingin menumbuhkan kultur antikorupsi di Bengkulu. Ia juga menegaskan para pejabat yang melanggar pakta integritas itu harus mundur.
Terakhir Ridwan Mukti mengingatkan para pejabat untuk menepati janji dalam pakta integritas itu. "Jika melanggar maka dengan kesatria mengundurkan diri," imbuhnya disambut tepuk tangan hadirin.
Ironisnya kini Ridwan Mukti justru kena operasi tangkap tangan KPK. Ia, bersama istrinya Lily Martiani Maddari, dan tiga orang pengusaha ditangkap KPK di Bengkulu. KPK juga mengamankan uang dalam kardus dalam rangkaian operasi tangkap tangan itu. Lalu, apa kabar deklarasi dan pakta integritas antikorupsi di Bengkulu yang dipimpin Ridwan Mukti?
(Sumber : Detiknews.com)