Penyakit Misterius Serang Liberia, 12 Orang Meninggal Tiba-tiba
Jakarta, SeRiau-Sebuah wabah penyakit misterius menyerang 21 warga Liberia sejak 23 April kemarin. 12 Orang sudah meninggal namun hingga saat ini belum diketahui apa penyebab meninggalnya para korban.
Sorbor George dari Kementerian Kesehatan Liberia mengatakan penyakit misterius ini memiliki gejala sakit kepala, diare, muntah-muntah dan pusing serta membuat pengidapnya kebingungan. Namun hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil negatif untuk Ebola, demam kuning dan juga demam Lassa.
"Tanggal 25 April kami mendapat laporan adanya kematian tiba-tiba yang tidak dapat dijelaskan dari Sinoe County. Tes lab memberikan hasil negatif untuk Ebolam demam kuning dan juga demam Lassa sehingga sampai saat ini penyebab kematian 12 orang tersebut belum diketahui," ungkap George, dikutip dari CNN.
Kesaksian warga setempat menyebut sebagian besar warga yang dan meninggal merupakan pelayat pemakaman seorang pemuka agama. Kabar ini lantas menimbulkan spekulasi bahwa adanya ilmu hitam atau kutukan yang menyebabkan para pelayat mengalami sakit dan meninggal
Namun kabar tersebut ditepis oleh George. Ia mengatakan Kementerian Kesehatan saat ini masih menginvestigasi dan mengumpulkan fakta-fakta terkait.
Tom Skinner, juru bicara Center for Disease Control and Prevention Amerika Serikat. mengatakan sampel darah dari pasien sudah dikirim ke CDC. Hasil tes awal menyebut memang ada dugaan ke arah kontaminasi atau keracunan.
"Jika dilihat dari karakteristik waktu kejadian, durasi antara timbulnya rasa sakit dan kematian serta tingginya angka kejadian pada anak-anak, sangat kuat dugaan penyakit ini disebabkan oleh keracunan atau kontaminasi zat berbahaya," ujar Skinner.
Penyidikan di daerah setempat juga masih dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Fadela Chaib, juru bicara WHO untuk Liberia, mengatakan sampel dari korban meninggal diteliti untuk melihat apakah ada gejala yang menunjukkan infeksi bakteri.
"Jika memang penyebabnya adalah kontaminasi, maka media penyebarannya bisa melalui makanan atau air. Saat ini kami sudah menginfokan kepada para tetua adat dan pemerintah daerah untuk membawa warga yang sakit ke rumah sakit untuk diobati," tutur Chaib.(Sumber : Detiknews.com)