Diolah di Lapangan, Makanan Jemaah di Arafah Tetap Utamakan Gizi
SeRiau - Seluruh jemaah haji Indonesia hari ini bergerak ke Arafah untuk melaksanakan wukuf pada Senin (20/8) besok. Jemaah mendapatkan makanan yang diolah dari dapur lapangan.
"Kita pilihkan menu yang cepat dimasak dan dibagikan. Jamaah dapat segera menikmatinya sehingga mereka lancar beribadah. Tentu penyediaan makanan ini adalah bagian dari pelayanan jamaah haji agar mereka fokus beribadah," kata Kepala Bidang Katering PPIH Arab Saudi Ahmad Abdullah, di Syisyah, Mekah, Minggu (19/8/2018).
Maktab atau penyedia jasa dan katering di Arafah dan Muzdalifah menyiapkan dapur-dapur semipermanen yang dimanfaatkan untuk produksi makanan jamaah. Proses masak di sana menggunakan kayu bakar.
Tak hanya makanan, Jemaah juga mendapatkan paket pendukung seperti teh, gula, kopi, susu, sambal, gelas, dan sendok. Ahmad mengatakan, setiap makanan jamaah mengandung 900-1100 kilokalori. Dalam sehari jamaah mendapatkan dua kali makan plus minuman manis seperti kopi dan teh. Diperkirakan dalam sehari mereka mendapatkan asupan sebanyak 2.500 kilokalori.
"Jumlah kalori yang dikonsumsi jamaah akan sama seperti ketika mereka tinggal di pemondokan begitu juga dengan gizinya," ujar Ahmad.
Jemaah akan berada di Arafah sampai Senin petang hingga malam hari. Selanjutnya jemaah akan bergerak ke Mina untuk singgah beberapa jam, lalu kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melakukan mabit dan lempar jumroh.
Sepanjang puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina masing-masing jemaah mendapatkan 15 kali makan dan satu paket makanan kecil di Muzdalifah. Paket berisikan roti, kurma, biskuit, jus kotak, mie cangkir instan, dan air minum. Di area yang diapit Arafah dan Mina itu jamaah bermalam sambil beribadah. (**H)
Sumber: detikNews