Pekanbaru. SeRiau
Ada kebijakan dari Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan RI, dimana kepala sekolah tidak perlu mengajar mendapat tanggapan dari beberapa kepala sekolah. Salah satunya Kepala SMP Negeri 12 Pekanbaru Lismanetti yang menilai kebijakan ini supaya kepala sekolah fokus mengelola dan memanage sekolah dengan baik.
" Tentu kebijakan yang dibuat Kemendikbud RI sudah melalui kajian yang mendalam, menyeluruh dan pasti ada plus minusnya dari kebijakan tersebut," kata Lismanetti ketika dikonfirmasi terkait kebijakan kepala sekolah tak perlu mengajar. Senin (24/10) di Pekanbaru
Menurut Lismanetii, seoang kepala sekolah harus bisa menjadi manejer dan inspirator bagi guru dan siswa. Kepala sekolah harus bisa menjadi sumber inspirasi bagi guru dan siswa untuk memajukan sekolah." Itulah sebabnya Kementrian menilai, kepala sekolah lebih fokus untuk memenage sekolah agar lebih baik. Fokus membina guru dan pengembangan sekolah," kata Lisma
Namun, jika kebijakan ini betul betul diterapkan, kata Lismanetti, bagaimana dengan keharusan kepala sekolah yang juga seorang guru senantiasa mengajar di kelas. Dalam aturannya, jam mengajar kepala sekolah 6 perminggu, wakil kepala sekolah 12 jam perminggu dan guru 24 jam peminggu." Saya tidak masalah kalau kepala sekolah mengajar karena hakekatnya kepala sekolah juga seorang guru. Hanya saja, ketika sedang jadwal mengajar ada tugas yang tak bisa ditinggal. Artinya, kepala sekolah harus meninggal anak didiknya," katanya. (zal)
