MENU TUTUP

Ancam Serang Guam, Korut Cuma Ingin Pisahkan AS dan Korsel?

Rabu, 16 Agustus 2017 | 01:34:26 WIB | Di Baca : 891 Kali
Ancam Serang Guam, Korut Cuma Ingin Pisahkan AS dan Korsel?
Jakarta, SeRiau- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un menunda keputusan untuk menembakkan rudal ke Guam, wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik. Kim menyatakan akan mengawasi aksi AS lebih lama lagi, sebelum mengambil keputusan. Hal itu dilaporkan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017). Keputusan menunda peluncuran rudal disampaikan Kim saat meninjau pusat komando militer Korut pada Senin (14/8) waktu setempat. Peninjauan itu, disebut KCNA, sebagai kemunculan pertama Kim di depan publik selama dua pekan terakhir. Dalam peninjauan itu, Kim memeriksa dan menganalisis rencana peluncuran empat rudal ke Guam. KCNA juga menyebut, Kim mendiskusikan rencana itu dengan sejumlah pejabat militer Korut. "Dia (Kim Jong-Un) mengatakan jika Yankees (sebutan untuk AS) tetap melakukan aksi ceroboh yang luar biasa berbahaya di Semenanjung Korea dan sekitarnya, menguji penguasaan diri DPRK, DPRK akan mengambil keputusan penting seperti yang sudah diumumkan," sebut KCNA. DPRK merupakan kependekan dari nama resmi Korut, yakni Republik Rakyat Demokratik Korea. Sebelumnya dalam keterangannya pekan lalu, Korut membeberkan secara rinci soal rencana menyerang Guam. Korut mengklaim akan menembakkan empat rudal balistik jarak menengah jenis Hwasong-12 ke perairan dekat Guam. Disebutkan Korut, rudal-rudalnya akan mengudara sejauh 3.365 kilometer dalam waktu 1.065 detik, atau 17 menit 45 detik saja. Rudal Korut disebut akan mendarat di perairan berjarak 30-40 kilometer dari daratan Guam. Menanggapi ancaman Korut, Presiden AS Donald Trump balik mengancam dengan menyatakan opsi militer AS untuk Korut telah 'terkunci dan siap' jika rezim komunis itu bertindak tidak bijaksana. Namun, Kim Jong-Un memutuskan menunda rencana menembakkan rudal ke Guam tersebut. Kim dalam kunjungannya ke pusat komando militer Korut, sebut KCNA, juga meminta pemerintahan Trump mengambil keputusan tepat. "Demi mengurangi ketegangan dan mencegah konflik militer berbahaya di Semenanjung Korea," demikian bunyi laporan KCNA. Adapun mengenai aksi ceroboh yang luar biasa berbahaya di Semenanjung Korea yang disebutkan oleh Kim, diasumsikan oleh CNN merujuk pada latihan militer gabungan yang akan digelar AS dengan sekutunya, Korea Selatan (Korsel), yang dijadwalkan akan digelar pada 21 Agustus mendatang. KCNA menyebut Kim seolah-olah memasrahkan 'bola panas' kepada Presiden AS Donald Trump. "Imperialis AS menahan jerat tali di leher mereka karena serangkaian konfrontasi militer sembrono mereka. Dia (Kim Jong-Un) akan lebih lama mengawasi aksi bodoh dan tolol Yankee (sebutan untuk AS) dalam menghadapi masa-masa sulit yang menimpa kumpulan orang-orang mereka yang menyedihkan," sebut KCNA dilansir CNN, Selasa (15/8) mengutip pernyataan Kim Jong-Un. Latihan militer tahunan ini selalu memicu kemarahan Korut. Rezim Korut meyakini, AS dan Korsel tengah bersiap untuk melakukan invasi ke wilayahnya dengan latihan gabungan itu. Namun baik AS maupun Korut selalu menegaskan bahwa latihan militer tersebut bersifat defensif, bukan ofensif. "Jika aksi unjuk kekuatan menyerang yang telah direncanakan, tetap dilakukan karena AS semakin sembrono, maka akan menjadi momen bersejarah paling menyenangkan saat prajurit Hwasong (nama rudal balistik Korut) menekan batang tenggorokan Yankee dan mengarahkan belati ke leher mereka," ucap Kim Jong-Un seperti dikutip KCNA. Menurut CNN, AS dan Korsel telah mengkonfirmasi bahwa latihan militer gabungan itu akan tetap berjalan sesuai rencana. Padahal, latihan militer gabungan ini selain menuai protes dari Korut, juga menuai kritikan dari satu-satunya negara sekutu dan mitra kerja Korut, China. China dikatakan oleh Media nasional China yang dikelola negara, Global Times, seperti dilansir Reuters, Selasa (15/8) telah meminta AS dan Korsel menghentikan latihan militer gabungan demi meredakan ketegangan. Disamping itu, China juga telah berulang kali mendesak Pyongyang untuk menghentikan program senjata nuklirnya yang menuai kecaman dunia. "Latihan militer itu jelas akan lebih memprovokasi Pyongyang, dan Pyongyang diperkirakan akan memberikan respons yang lebih radikal. Jika Korsel sungguh menginginkan tidak ada perang di Semenanjung Korea, maka mereka seharusnya berusaha menghentikan latihan militer ini," sebut Global Times dalam halaman editorialnya. Pernyataan itu menanggapi Presiden Korsel Moon Jae-In yang sebelumnya menegaskan tidak ingin ada perang lagi di Semenanjung Korea. Presiden Moon pada Selasa (15/8), menyatakan pemerintahannya akan melakukan apapun untuk mencegah perang antara AS dengan Korut. "Aksi militer di Semenanjung Korea hanya bisa diputuskan oleh Korsel dan tidak ada satu pun pihak yang bisa memutuskan mengambil aksi militer tanpa persetujuan Korea Selatan. Pemerintah, dengan mengerahkan segalanya, akan mencegah perang dengan segala cara," tegas Presiden Moon. Selain itu, keputusan Korut untuk menunda serangan rudal di Guam juga disambut dengan gembira oleh warga Guam. Otoritas Guam menegaskan sampai saat ini pun tidak ada perubahan respons dalam menghadapi ancaman rudal Korut. "Kami senang karena dia (Kim Jong-Un) telah memeriksa rencana (serangan) itu dan akan menunda ancaman terhadap Guam, untuk saat ini. Tampaknya tidak ada indikasi, didasarkan pada apa yang kami dengar bahwa akan ada serangan rudal dalam waktu dekat atau di masa mendatang," ucap Letnan Gubernur Guam, Ray Tenorio, kepada wartawan setempat, seperti dilansir media Singapura, Channel News Asia, Selasa (15/8). Saat ditanya lebih lanjut soal keandalan kantor berita Korut, KCNA, Tenorio menyatakan otoritas Guam menyaring informasi dari berbagai media sebaik mungkin. Informasi tersebut menurutnya memberikan warga Guam alasan untuk meyakini bahwa Kim Jong-Un mengurungkan niatnya menyerang Guam. "Informasi ini setidaknya memberikan kami alasan untuk meyakini bahwa Kim Jong-Un telah mendorong niatnya untuk menembakkan apa saja ke arah kami. Jadi kami mencari titik terang di antara awan-awan yang ada dan berharap itu menjadi indikasi dia (Kim Jong-Un) menanggalkan niatnya untuk menembakkan empat rudal ke arah Guam," kata Tenorio. (Sumber : Detiknews.com)


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Kirim 3 Cabang ke FLS2N Seleksi Tingkat Nasional, Ini Target Kepala SMAN 13 Pekanbaru

2

Sekdisdik Riau Puji Penampilan Juara 1 FLS2N SMA. Ini Nama Pemenang Lomba

3

Lunasi Utang Obligasi Dollar AS, PGN Tunjukan Pengelolaan Kinerja yang Sehat dan Berkelanjutan

4

DLH Rohil Laksanakan Kick Off dan Konsultasi Publik l KLHS RPJMD Tahun 2025-2029

5

Ciptakan SDM Unggul, Edi Haryono Harapkan Tamatan SMK Akbar Kerja Sambil Kuliah