Memahami 3 Fenomena Bulan yang Terjadi Bersamaan di 31 Januari 2018

  • Senin, 29 Januari 2018 - 11:15:55 WIB | Di Baca : 1420 Kali


SeRiau - Bulan merah darah pada 31 Januari 2018 adalah salah satu fenomena alam yang paling ditunggu-tunggu di tahun ini.
 
Menurut Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, sebenarnya fenomena di akhir Januari ini, secara ilmu astronomi, adalah fenomena biasa. Namun begitu, menurutnya, momen Bulan merah darah ini bisa menjadi momen yang sangat tepat untuk edukasi publik. 

Pasalnya, Bulan merah darah (blood moon) alias gerhana Bulan total pada 31 Januari ini terjadi bersamaan dengan fenomena supermoon alias bulan Super dan blue moon alias Bulan biru.

Dengan demikian, pada momen gerhana ini masyarakat dapat diberikan edukasi astronomi terkait tiga fenomena alam yang terjadi bersamaan tersebut.

Untuk bisa memahami uniknya tiga fenomena yang terjadi bersamaan ini, mari kita bahas satu per satu fenomena tersebut.

Bulan super atau supermoon adalah suatu fenomena saat Bulan berada pada titik terdekat dari Bumi. Dalam bahasa astronomi, hal ini biasanya disebut dengan Bulan perigee. 

Tidak semua Bulan perigee adalah supermoon. Menurut Eko Wahyu Wibowo, Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, hal ini dapat terjadi karena Bulan perigee juga tetap muncul saat Bulan sedang tidak pada fase purnama.

"Posisi perigee yang pas purnama itu satu tahun mungkin hanya dua atau tiga kali," jelas Eko.
Pada 31 Januari nanti, Bulan perigee akan bertepatan dengan Bulan purnama, menjadikannya sebagai supermoon kedua di tahun 2018 ini.

Nama yang satu ini sebenarnya hanyalah suatu sebutan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian astronomi. Sebutan blue moon diberikan pada Bulan purnama kedua pada satu bulan yang sama.

Hal ini menambah keunikan Bulan merah darah 31 Januari 2018. Sebab, purnama yang muncul pada tanggal tersebut adalah purnama kedua yang muncul di Januari ini.

"Tanggal 31 Januari itu adalah purnama yang kedua setelah 1 Januari awal tahun," jelas Thomas Djamaluddin.

Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN.

Perlu diketahui pula, Bulan purnama adalah fase bulan di mana bulan terletak di belakang Bumi jika ditinjau dari Matahari. Akibatnya, Bulan akan terlihat bulat penuh sehingga disebut juga Bulan penuh.

Bulan purnama ini terjadi tiap 29,5 hari sesuai periode revolusi Bulan atau lama waktu yang dibutuhkan Bulan dalam mengelilingi Bumi. 

Karena dalam sistem kalender Masehi, ada bulan-bulan yang terdiri dari 31 dan 30 hari. Maka kemudian sangatlah mungkin akan terjadi 2 Bulan purnama pada satu bulan yang sama.

Salah satu kejadian yang juga akan terjadi pada 31 Januari adalah gerhana Bulan total. Gerhana Bulan total sendiri terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus. Peristiwa ini sedikitnya terjadi dua kali dalam satu tahun.

Nama merah darah yang melekat pada sebutan Bulan merah darah sebenarnya berasal dari warna Bulan saat terjadi gerhana tersebut. Sebab, saat terjadi gerhana Bulan total, Bulan akan berubah warna menjadi kemerah-merahan.
Menurut Thomas Djamaluddin, hal ini disebabkan ketika Bulan memasuki bayangan Bumi saat gerhana, Bulan tidak menjadi gelap total karena atmosfer Bumi masih memantulkan atau membiaskan cahaya Matahari dan menguraikan warnanya.

"Sebagian itu (cahaya) dihamburkan oleh atmosfer Bumi yang sering kita melihatnya sebagai cahaya langit yang biru. Itu karena gelombang pendeknya dihamburkan oleh atmosfer Bumi. Nah gelombang panjangnya, cahaya merah, itu yang kemudian jatuh di purnama," terang Thomas.

Akibat cahaya merah Matahari yang dibiaskan oleh atmosfer Bumi jatuh ke Bulan, maka kemudian Bulan pun jadi tampak berwarna merah darah.

Bulan Merah Darah Akhir Januari

Ketiga peristiwa itu, berdasarkan perhitungan astronomi, nantinya akan terjadi pada 31 Januari 2018. Silakan Anda bayangkan betapa mempesonanya wujud Bulan pada saat itu.

Bulan akan tampak lebih terang dan besar karena sedang mengalami supermoon. Lalu akan terlihat berwarna merah darah atau menjadi blood moon akibat terjadi gerhana Bulan total.

Satu lagi yang istimewa, sebagaimana telah disebutkan tadi, peristiwa ini terjadi saat purnama kedua dalam satu bulan yang dikenal juga dengan sebutan blue moon.

Jika digabungkan menjadi satu, maka fenomena yang terjadi di akhir Januari ini bisa juga disebut sebagai super blue blood moon.

"Sebenarnya fenomenanya tidak langka, tetapi karena sebutannya saja itu menjadi langka. Supermoon, blood moon, dan blue moon menjadi satu,” kata Thomas.

Fenomena super blue blood moon ini dianggap unik dan langka, karena tiga kejadian secara bersamaan seperti ini tidaklah muncul setiap tahun. 

“Itu yang diperkirakan sekitar 150 tahun keberulangan seperti itu," ujar Thomas.


Jadi, pada 31 Januari ini, ada baiknya Anda berhenti sejenak dari aktivitas Anda untuk menikmati pemandangan menakjubkan yang hanya terjadi tiap 150 tahun sekali itu.

 

 


sumber kumparan





Berita Terkait

Tulis Komentar