Pertama Kali Resi Gudang Beras Dimanfaatkan di Kerawang

  • Rabu, 26 Januari 2022 - 16:02:56 WIB | Di Baca : 1837 Kali


Seriau - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) merilis data pemanfaatan resi gudang untuk pertama kali di Karawang, Jawa Barat. Data dari BUMN yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang ini menyebutkan, sebanyak 20 Ton beras telah diregistrasikan kedalam sistem resi gudang. Registrasi Resi Gudang beras perdana di daerah yang dikenal sebagai lumbung padi ini, dilakukan oleh PT Panca Pujangga Perkasa yang merupakan pengelola gudang SRG di Karawang.

Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi,  mengatakan, adanya registrasi perdana Resi Gudang untuk komoditas beras di Karawang ini merupakan hasil dari berbagai upaya edukasi dan sosialisasi yang kami jalankan bersama dengan Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) serta pemangku kepentingan lain kepada pata petani dan pemilik komoditas. Selain itu, para petani dan pemilik komoditas khususnya beras di Karawang telah memahami manfaat dari resi gudang.  

"Ini juga tentunya hal yang menggembirakan, karena daerah Karawang selama ini dikenal sebagai lumbung padi nasional, namun selama ini belum ada registrasi resi gudang dari daerah ini," ujar Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui rilisnya kepada awak media, Rabu (26/1).

Sementara itu Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Widiastuti, menyampaikan, dengan adanya registrasi perdana Resi Gudang untuk komoditas beras di Karawang, hal ini  sejalan dengan upaya Bappebti untuk mendorong pemanfaatan resi gudang. Harapan kami, resi gudang juga akan dimanfaatkan oleh para pemilik komoditas dari berbagai penjuru nusantara, dan pelaku usaha lain baik yang berperan sebagai offtaker atau pembeli akhir dan sebagai pengelola gudang.  

"Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan resi gudang, dan untuk itu perlu upaya bersama para pemangku kepentingan di ekosistem resi gudang ini. Kedepan Bappebti akan terus mengajak para pemangku kepentingan dalam ekosisitem resi gudang, untuk bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat resi gudang," ujarnya.

Terkait pemanfaatan Sistem resi Gudang, Direktur PT Panca Pujangga Perkasa Rahajeng Oktovione Putri Bestari mengatakan, Resi Gudang diharapkan  dapat  menjadi  salah  satu  instrumen pengukuran ketersediaan stok nasional, khususnya  terkait  dengan  bahan  pangan  seperti  beras.  

"Hal  ini  dimungkinkan  karena  data  ketersediaan  stok  di  setiap  gudang  SRG  terintegrasi  melalui  suatu  Sistem  Informasi  Resi   Gudang   (IS-WARE) yang   dikelola   oleh   Pusat  Registrasi," ucapnya.  

Selain itu, dengan adanya resi gudang para petani akan memperoleh harga jual yang lebih baik, mendapatkan jaminan kepastian mutu dan jumlah komoditi, serta memperoleh pinjaman dari Bank dengan jaminan Resi Gudang. Untuk itu, kami juga mengajak para petani untuk berusaha secara berkelompok, sehingga meningkatkan efisiensi biaya dan posisi tawar petani.

Sebagai daerah yang dikenal sebagai lumbung padi, Karawang saat ini memiliki lahan persawahan seluas 95.000 ha, dengan produksi rata-rata 7,2 ton / ha. Sedangkan dalam realisasi produksi padi, sepanjang tahun 2021 mencapai 1,4 juta ton Gabah Kering Panen (GKP).

“Dengan adanya registrasi perdana resi gudang untuk komoditas beras di Karawang ini, harapan kami kedepan para petani dan pemilik komoditas padi maupun beras di Karawang mulai memanfaatkan instrument resi gudang ini. Banyak manfaat yang bisa diperoleh para petani dan pemilik komoditas padi dan beras, salah satunya adalah untuk menjaga kestabilan harga. Selain itu, dengan memanfaatkan resi gudang, petani dan pemilik komoditas dapat menjaminkan resi gudang yang dimiliki untuk mendapatkan pembiayaan yang bisa dipergunakan untuk musim tanam berikutnya," ujar Fajar Wibhiyadi.

Terkait Resi Gudang Beras, data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) adalah, sepanjang tahun 2021 tercatat 69 RG beras yang diregistrasi, dengan volume 3.801 Ton. Sedangkan di tahun 2020, tercatat 39 RG beras yang diregistrasi, dengan volume 2.460 Ton.

"Untuk itu Kami optimis, kedepan pemanfaatan resi gudang untuk komoditas beras akan terus mengalami peningkatan. Untuk di Karawang saja, potensi pemanfaatan resi gudang beras sangat besar. Untuk itu, kami sebagai pusat registrasi akan terus melakukan upaya sosialisasi serta edukasi baik kepada para petani maupun pengelola gudang yang ada di  Kerawang serta daerah-daerah kain yang menjadi sentra komoditas terkait manfaat instrument ini," ungkap Fajar. (rls)





Berita Terkait

Tulis Komentar