Harga Pangan Naik, KBRI Rencanakan Kirim Logistik untuk WNI di Wuhan

  • Senin, 27 Januari 2020 - 18:51:20 WIB | Di Baca : 1265 Kali

SeRiau - Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing telah menyiapkan rencana untuk memasok logistik bagi warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China.

Rencana itu disiapkan untuk mengatasi kelangkaan dan melonjaknya harga pangan di Wuhan lantaran kota tersebut terisolasi karena menjadi tempat penyebaran virus corona.

"Logistik memang ada kondisi sedikit kelangkaan. Karena kita bisa bayangkan manakala kondisi krisis terjadi atau kritis, maka ada keterbatasan supply," ujar Faizasyah.

"Namun kedutaan besar kita di Beijing sudah menyiapkan contingency plan, termasuk bagaimana memasok mereka (WNI di Wuhan) dengan kebutuhan-kebutuhan pokok," lanjut dia.

Menurut Faizasyah, Kemenlu melalui KBRI Beijing terus menjalin komunikasi intensif dengan WNI di Wuhan dan sekitarnya mengenai ketersediaan pangan di sana.

Ia mengatakan, melalui komunikasi intensif tersebut nantinya KBRI Beijing akan memiliki masukan dalam memasok makanan kepada WNI di sana.

"Pada prinsipnya yang lebih mengetahui kondisi lapangan adalah mereka yang memandu kami dalam fasilitas penyaluran untuk logistik," lanjut dia.

Sebelumnya, mahasiswa Indonesia di Wuhan, China, Rio Alfi, menggambarkan kota tersebut seperti kota mati setelah menyebarnya virus corona.

Kereta listrik bakal tak beroperasi. Sementara itu bus kota juga sudah tidak beroperasi. Selain itu, stok pangan di Wuhan mulai menipis. Akibatnya sejumlah harga bahan pangan melonjak.

Rio mengatakan, melonjaknya harga bahan pangan mengakibatkan mahasiswa Indonesia yang mengandalkan beasiswa kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saat ini harga sembako di Wuhan sudah mulai naik. Dan itu pun stoknya mulai terbatas. Jadi bagi kami mahasiswa yang mengandalkan beasiswa jadi kemungkinan tidak mencukupi ya," ujar Rio dalam video yang ia kirimkan kepada Kompas TV, Senin (27/1/2020).

Rio mengatakan saat ini terdapat 93 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Wuhan. Mereka berharap pemerintah melalui KBRI Beijing bisa mengevakuasi para mahasiswa ke kota yang lebih aman.

Hingga kini, mereka masih menunggu kabar dari KBRI Beijing terkait kemungkinan adanya evakuasi ke kota yang lebih aman.

"Informasi yang saya terima dari pengurus PPI Wuhan, itu udah koordinasi dari KBRI. Tapi sejauh ini belum ada informasi memberikan apakah kami bisa dievakuasi atau bagaimana itu belum bisa diputuskan," ujar Rio. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar