Konsep Berpasangan dalam Alquran

  • Ahad, 07 Juli 2019 - 12:25:35 WIB | Di Baca : 13843 Kali

SeRiau - Dalam Alquran secara jelas disebutkan, seluruh makhluk yang diciptakan Allah SWT mempunyai pasangan. Ini adalah bukti keseimbangan alam semesta yang diciptakan dan ada dalam pemeliharaan-Nya. Firman Allah, “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS adz-Zaariyat [51]: 49).

Menurut ayat ini, makhluk yang diciptakan Allah secara berpasangan ternyata tidak hanya manusia, tetapi juga seluruh jenis makhluk. Hewan ada yang jantan dan betina, tumbuhan juga ada jantan dan betina, sampai kepada benda hidup dan benda mati. Dalam kaidah bahasa Arab, setiap kata benda (isim) digolongkan menjadi dua, yakni mudzakkar (maskulin) dan muannas (feminim). Biasanya, isim yang tergolong muannas ditandai dengan huruf ta marbuthah atau huruf ta ta’nis di huruf akhirnya. Ini menandakan isim tersebut tergolong muannas.

Dalam dunia ilmu pengetahuan, setiap makhluk yang diciptakan berpasangan ini baru terbongkar pada abad ke-19. Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, dalam penelitiannya berhasil menemukan materi yang diciptakan secara berpasangan. Penemuannya yang dinamakan “Parite” ini menyebutkan bahwa seluruh benda yang ada di alam semesta sampai partikel terkecil yang tak terlihat oleh kasat mata, ternyata mempunyai pasangannya. Dengan hasil dari studinya ini, ia memperoleh nobel di bidang fisika pada 1933.

Padahal, ketika diturunkannya Alquran 14 abad yang lalu, Alquran secara jelas sudah menyebutkan tentang teori ini. Allah SWT berfirman, “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” (QS Yasin [36]: 36).

Banyak sekali ayat-ayat dalam Alquran yang menerangkan suatu objek secara berpasangan. Misalkan, Allah SWT selalu merangkai kata hidup dan mati dan mengulangnya dalam Alquran sebanyak 145 kali. Perbuatan baik dan buruk diulang sebanyak 167 kali. Allah menyebut dunia dan diikuti dengan pasangannya akhirat sebanyak 115 kali. Allah juga menyebut malaikat dan setan sebanyak 88 kali, faedah dan kerugian sebanyak 50 kali, kesusahan dan kesabaran sebanyak 114 kali, laki-laki dan perempuan sebanyak 24 kali, musibah dan syukur sebanyak 75 kali, dan seterusnya.

Dahulu, manusia tidak mengetahui jika tumbuhan juga mempunyai pasangan jantan dan betina layaknya hewan. Ilmu botani di abad modernlah yang mengungkap adanya jenis jantan dan betina pada tumbuhan. Dalam ilmu botani jelas disebutkan, setiap tumbuhan terdiri dari jantan dan betina. Malah tumbuhan yang mempunyai kedua jantina bersekali (Unisexual), mempunyai kedua-dua elemen yang jelas perbedaannya antara jantan dan betina.

Terkait hal ini, sebenarnya Alquran sudah lama membicarakannya dalam surah Thaha ayat 53 yang berbunyi, “Dan Dia telah menurunkan dari langit air, maka Kami keluarkan dengannya berpasang-pasangan dari tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam (warna dan rasa)”. Kemudian firman Allah SWT lainnya, “Dan dari segala buah-buahan Dia menjadikan padanya berpasang-pasang dua.” (QS ar-Ra’d [13]: 3).

Penelitian abad modern menyebutkan, buah adalah produk terakhir dari sistem pembiakan tumbuh-tumbuhan berperingkat tinggi. Peringkat sebelum menjadi buah adalah bunga, yang mempunyai organ jantan (benang sari) dan betina (ovula). Apabila debunya dibawa ke bunga, ia menjadi buah, yang mana buah ini akan ranum dan membebaskan bijinya.

Oleh karena itu, semua buah-buahan menunjukkan adanya organ jantan dan betina. Tidak hanya hewan dan tumbuhan saja, tetapi juga partikel terkecil yang pernah ada seperti atom ternyata juga berpasangan. Seperti kuasa elektrik, atom mengandung elektron (ion positif) dan proton (ion negatif).

Ilmuwan yang pertama kali menemukan ion adalah fisikawan Jerman, Julius Elster dan Hans Friedrich Geitel pada 1899. Ion adalah atom yang bermuatan negatif atau positif. Atom tersusun dari neutron yang muatannya netral, proton yang positif dan elektron yang negatif. Neutron dan proton ada di bagian tengah yang merupakan inti atom, sedangkan elektron berputar mengelilingi inti atom pada tempat orbitnya (tingkat energi).

Ajaibnya, jumlah muatan positif dan negatif pada atom selalu sebanding sehingga atom tidak memiliki muatan. Namun, karena sesuatu sebab, beberapa elektron dapat meninggalkan atom yang disebut elektron bebas. Jika atom kehilangan elektron bebas, ia berubah menjadi ion positif. Sebaliknya, akan menjadi ion negatif jika ia menerima elektron bebas. Ion-ion ini tidak stabil dan cenderung mencari gandengan untuk berikatan. Teori manusia yang mengatakan suatu benda tidak mempunyai pasangan adalah keliru.

Seperti orang yang mengatakan, penyakit yang tidak ada obatnya. Hal ini tentu bertentangan dengan sabda Rasulullah SAW, “Allah menurunkan penyakit dan obat dan dijadikan kepada setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram.” (HR Abu Daud). Hal ini juga memotivasi seseorang untuk bisa berobat, karena telah dijamin ketersediaannya. Allah menurunkan penyakit sekaligus dengan obatnya. Seperti hadis Rasulullah SAW, “Jika seekor lalat jatuh ke dalam minumanmu, rendamlah ke dalam air. Satu sayapnya mengandungi racun dan satu sayap lagi mengandung obatnya.” (HR Bukhari). Jadi, tidak ada alasan untuk berputus asa dari rahmat Allah. Allah menciptakan masalah, Allah juga menciptakan solusinya. Allah menciptakan kegelapan, maka Allah juga menciptakan cahaya. (**H)


Sumber: REPUBLIKA.CO.ID





Berita Terkait

Tulis Komentar