Sebulan Pemerintahan Tutup, Penerbangan AS Terancam Hancur

  • Jumat, 25 Januari 2019 - 18:32:20 WIB | Di Baca : 1056 Kali

 


SeRiau - Pekerja transportasi udara Amerika Serikat memperingatkan bahwa industri penerbangan komersial Negeri Paman Sam terancam hancur akibat penutupanpemerintahan yang telah berlangsung selama lima pekan terakhir.

Dalam jumpa pers di Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington, para petinggi Asosiasi Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional, Asosiasi Pilot, dan Asosiasi Pramugari memperingatkan operasional penerbangan komersial bisa di seluruh negeri bisa berhenti jika penutupan pemerintah tak juga berakhir.

"Kami memiliki kepedulian yang semakin besar terhadap keselamatan dan keamanan seluruh anggota/staf kami serta warga yang berpergian menggunakan transportasi publik akibat penutupan pemerintah ini," bunyi pernyataan bersama mereka pada Kamis (24/1).

"Dalam industri ini, kami bahkan tidak dapat menghitung tingkatan risiko yang ada saat ini bahkan tak bisa memprediksi titik di mana seluruh sistem rusak. Kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya."

Petugas pengendali lalu lintas udara, petugas keamanan transportasi, hingga inspektur keamanan penerbangan menjadi beberapa di antara sedikitnya 800 ribu pegawai pemerintah federal yang menjadi korban penutupan pemerintah.

Mereka terpaksa bekerja tanpa digaji, sementara sebagian pegawai federal lainnya mengambil cuti, juga tanpa dibayar.

Kepala Asosiasi Pilot AS, Paul Rinaldi, mengatakan dampak penutupan pemerintah terhadap operasi penerbangan komersial sebenarnya sudah terlihat.

Dia mengatakan sebagian besar staf-staf menara kontrol penerbangan terpaksa bekerja melebih waktu, beberapa di antaranya bekerja 10 jam sehari selama enam hari dalam sepekan.

"Kami mulai melihat kesalahan rutin dalam memberikan izin lepas landas/mendarat untuk pesawat-pesawat karena para staf yang kelelahan akibat bekerja melebih jamnya dan tanpa bayaran," kata Rinaldi.

"Jika kita mengurangi operasi menara pengontrol lalu lintas penerbangan, maka akan lebih sedikit kapasitas untuk sistem."

Sementara itu, waktu pemeriksaan di dalam terminal bandara-bandara juga memakan waktu lebih panjang dari biasanya karena banyak petugas bandara yang cuti karena tak digaji.

Administrasi Keamanan Penerbangan AS (TSA) menyatakan persentase pegawai absen mencapai 7,5 persen dari biasanya yang hanya tiga persen.

Tak sedikit pula pekerja TSA yang dikabarkan telah mencari pekerjaan lain daripada terus bekerja di bawah pemerintah federal tanpa dibayar.

Penutupan pemerintah yang telah berlangsung sejak 22 Desember lalu belum juga terlihat akan segera berakhir. 

Presiden Donald Trump dan Kongres masih sama-sama ngotot terkait anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko. 

Sementara itu, pemungutan suara di Senat kemarin juga gagal mengakhiri penutupan pemerintahan yang terpanjang dalam sejarah ini.

Setidaknya sembilan institusi dan lembaga federal AS seperti Administrasi Penerbangan Federal, Badan Perlindungan Lingkungan, dan Komisi Pertukaran serta Keamanan terkena dampak penutupan pemerintah. Sejumlah layanan publik seperti museum dan taman nasional juga terpaksa tutup. 

 

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar