Demonstrasi Tolak Kenaikan BBM di Prancis Ricuh, 211 Orang Ditangkap

  • Sabtu, 08 Desember 2018 - 19:09:18 WIB | Di Baca : 1259 Kali

SeRiau - Kepolisian Prancis terlibat bentrok dengan para demonstran yang menamakan diri "Rompi Kuning" di pusat kota Paris. Petugas kepolisian mulai menembakkan gas air mata untuk meredam aksi demonstran.

Diberitakan Reuters, juru bicara kepolisian setempat mengatakan terdapat sekitar 1.500 demonstran yang melaksanakan aksi di kawasan ikonik Champs Elysees. Pihak kepolisian menahan 211 orang yang kedapatan membawa sejumlah senjata seperti palu, tongkat baseball, dan senjata lainnya.

Sementara itu, ratusan demonstran lainnya bergerak menuju monumen Arc de Triomphe, di Kota Paris, yang pada aksi sebelumnya menjadi tempat penjarahan dan pembakaran mobil oleh demonstran.

"Kami akan lakukan apapun yang kami bisa, agar hari ini dilalui tanpa kekerasan. Dialog yang kami mulai pada minggu ini akan berlanjut sehingga dapat menghasilkan hasil terbaik," ujar Perdana Menteri Prancis Eduard Philippe, Sabtu (8/12).

Sebelumnya, Philippe mengatakan menurunkan 89.000 polisi dalam skala nasional untuk mengantisipasi demonstrasi berakhir ricuh. 8.000 di antaranya ditempatkan di pusat Kota Paris.

Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan kepada situs berita online, Brut. Dia meminta para pengunjuk rasa damai untuk tidak terlibat dengan demonstran garis keras.

“Pembuat onar hanya bisa efektif ketika mereka menyamar sebagai rompi kuning. Kekerasan bukanlah cara yang baik untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Sekarang saatnya untuk diskusi,” katanya.

Hingga saat ini, demonstrasi masih berlangsung. Laporan Reuters, selain gas air mata, pihak kepolisian juga menurunkan mobil lapis baja untuk meredam demonstran yang bertindak anarkis.

Demonstrasi ini bermula saat masyarakat menentang rencana kenaikan harga BBM oleh Presiden Emannuel Marcon. Karena adanya penolakan ini, Pemerintah Prancis telah membatalkan rencana tersebut. 

Langkah itu diambil untuk meredam aksi demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok ‘Rompi Kuning’. Langkah ini dianggap paling tepat untuk menghentikan kerusuhan massa yang merugikan Prancis hingga jutaan dolar.

Namun, tuntutan meluas. Saat ini demonstran mulai menyuarakan untuk penerapan pajak yang lebih rendah, gaji yang lebih tinggi, biaya energi yang lebih murah, ketentuan pensiun yang lebih baik dan bahkan pengunduran diri Macron. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar