Jangan Tunggu Sampai Baterai Kendaraan 'Tewas di Tempat'

  • Sabtu, 08 Desember 2018 - 18:56:28 WIB | Di Baca : 1229 Kali

SeRiau - Kebiasaan menunda mengganti baterai kendaraan walau pemilik sudah paham gejala soak bisa bikin apes. Misal kejadiannya, energi baterai betulan habis hingga kendaraantidak bisa dinyalakan waktu parkir di luar rumah, hal ini bisa bikin repot mengatasinya.

Pada kendaraan bertransmisi manual ada cara konvensional buat memaksa mesin menyala, yaitu didorong sambil memasukan gigi. Namun hal itu tidak bisa dilakukan pada kendaraan otomatis.

Cara lainnya buat manual atau otomatis bisa pakai metode jump start yang artinya proses menyalakan mesin dibantu baterai lain. Meski begitu, apapun caranya buat mengatasi situasi itu yang pasti butuh usaha dan kadang kala malah tidak bisa terealisasi.

Biar tidak sampai mengalami hal itu, ada baiknya pemilik kendaraan rutin mengecek kondisi baterai. Pengecekan bisa dilakukan waktu servis rutin ke bengkel atau kadar baterai soak mungkin juga ditakar dari gejala-gejala seperti proses starter tidak lancar atau lampu-lampu mulai redup.

Menurut Hadi, Direktur Wacana Prima Sentosa, pemilik produk baterai merek Massiv, usia baterai mobil konsumen Jakarta yang dikatakan kondisinya ekstrem karena banyak macet, hanya 12 - 15 bulan. Sedangkan pada baterai sepeda motor usia pakainya 15 - 18 bulan.

"Saran kami setelah 10 bulan sudah harus sering dicek," ujar Hadi, Kamis (6/12).

Hadi mengatakan bila sempat dicek di bengkel menggunakan alat khusus, pastikan kondisi optimal aki di atas 70 persen atau arus listriknya 12,4 - 12,7 volt. Bila sudah tidak tepat batas anjuran dikatakan harus dicas atau diganti.

Hadi menjelaskan kebiasaan konsumen yang membeli baterai nanti-nanti digolongkan ke kelas konsumen "emergency buying". Konsumen demikian disebut bakal memutuskan membeli begitu baterai sudah "tewas di tempat".

Sebelum baterai benar-benar soak dan sanggup bikin apes, konsumen disarankan menyiapkan baterai cadangan sebagai langkah antisipasi. Baterai kendaraan dianggap sama seperti baterai ponsel dan komputer jinjing yang hanya punya satu siklus pemakaian.

"Kalau sudah sampai siklusnya dilakukan pemeliharan seperti apapun ya enggak bisa. Sebaiknya ganti," ucap Hadi. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar