Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Masih Kedodoran di Jakarta dan Jawa Barat

  • Selasa, 13 November 2018 - 19:47:11 WIB | Di Baca : 1157 Kali

SeRiau - Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin akan terus mengintensifkan kampanye di wilayah Jawa Barat selama lima bulan menjelang pencoblosan April tahun depan.

Menurut calon wakil presiden Ma'ruf Amin, keberadaan Jawa Barat dinilai penting karena merupakan lumbung suara. Selain itu, jika berkaca pada pemilu 2014, suara Jokowi-Jusuf Kalla kalah dibanding Prabowo Subianto- Hatta Rajasa di Jawa Barat.

"Kan saya baru beberapa hari main di Jawa Barat, terus-lah kita lakukan komunikasi," kata Ma'ruf di kantor MUI Jakarta, Rabu 13 November 2018.

Selain Jawa Barat, Ma'ruf menilai, wilayah penting lainnya yang menjadi prioritas tim kampanye pasangan petahana ialah DKI Jakarta dan Banten.

Ia mengklaim, terjadi tren positif kenaikan elektabilitas di dua wilayah tersebut meski harus dikejar sesuai target.

"Tinggal Jawa Barat, DKI dan Banten," katanya.

Di sisi lain, Sekretaris Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf di wilayah Jawa Barat, Abdy Yuhana, menyebut sejumlah suara dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf di wilayah Tanah Pasundan masih kedodoran untuk mengejar suara Prabowo-Sandi.

Dari 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat, wilayah Priangan Barat meliputi Sukabumi, Cianjur, kemudian Priangan Timur mencakup Garut dan Tasikmalaya, menjadi perhatian tim kampanye. Jagoan mereka diharapkan akan bertandang ke lokasi tersebut.

Disebutnya, masih tertinggal di wilayah tersebut, selain pasangan capres-cawapres, para calon legislatif sembilan partai koalisi juga didorong mendekati masyarakat.

"Berdasarkan pemetaan itu tentu pertama Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin harus banyak melakukan sosialisasi dan kampanye di wilayah itu. Sebab kalau program-program yang dilakukan Pak Jokowi sudah cukup dan bagus, sudah diterima masyarakat. Tinggal bagaimana supaya masyarakat di sana kemudian juga tingkat elektoralnya tinggi," ujarnya.

Abdy memaparkan, alasan dua alasan masih tertinggal. di Jabar. Ia menyebut, wilayah tersebut mayoritas pemilih loyal pada kompetitor, yang berdasarkan pemilu sebelumnya Jokowi tertinggal 4 juta suara.

Ia berharap, perubahan peta koalisi dan dukungan sejumlah figur dan tokoh agama dapat membalikkan keadaan.

"Petanya itu beberapa parpol yang di 2014 tidak di Pak Jokowi, sekarang di Pak Jokowi. Golkar, PPP kan sudah bergeser. Ini juga memiliki pengaruh, sehingga kami dorong agar TKD ini terus melakukan sosialisasi bahwa sekarang Pak Jokowi didukung 9 parpol," kata dia. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar