SeRiau - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menolak desakan pimpinan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) agar dia menghapus unggahan di akun Twitter-nya tentang parodi lagu Potong Bebek Angsa.

Pimpinan PSI, katanya, tak berwenang mendesak-desak seseorang untuk menghapus cuitan seseorang pada akun media sosial pribadinya. Begitu juga kepadanya.

"Mendesak itu kewenangannya apa. Dan apakah dia merasa tertuduh dengan itu. Saya tegaskan lagi, apa yang saya cuitkan itu bukan buatan saya, tapi saya cuitkan," kata Fadli di kompleks parlemen di Jakarta pada Senin, 24 September 2018.

Ia menilai, video Potong Bebek Angsa yang ia unggah ialah bagian dari kreativitas masyarakat. Bahkan, tak melanggar aturan atau norma apa pun. Tidak juga menuduh atau memfitnah orang lain.

Masalahnya berbeda lagi, kata wakil ketua DPR itu, kalau ada orang lain yang justru merasa tertuduh meski parodi itu bukan untuk dia. Andai memang ada yang merasa tertuduh dan keberatan, bukan hak mereka juga untuk mendesak-desak.

"Dalam demokrasi itu wajar saja, kok. Kok sekarang mau mendesak-desak. Memang dia siapa. Memang dia polisi lalu lintas siber mau mendesak-desak tweet itu harus dihapus," Fadli mempertanyakan. (**H)

Sumber: VIVA