Menristekdikti Beberkan Manfaat Pembentukan Badan Riset Nasional

  • Selasa, 18 September 2018 - 18:45:15 WIB | Di Baca : 1508 Kali

SeRiau - Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan bahwa pembentukan Badan Riset Nasional saat ini sudah dibahas di Kantor Staf Presiden Republik Indonesia (KSP), Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (Setkab) dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

"Jadi, kami sudah rapat di tingkat Kementrian PMK, untuk memberikan masukan atau informasi gambaran saja bagaimana yang kita lakukan terkait Badan Riset Nasional ini," kata Mohamad Nasir di Kemenristekdikti, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Dia menjelaskan, untuk peraturan presiden (Perpres), terkait Badan Riset Nasional itu tergantung keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tapi, pihaknya hanya memberikan masukan agar riset tidak tercecer kemana-mana harus terintegrasi dengan baik.

"Kalau terintegrasi dengan baik riset tidak ada duplikasi ini yang selama ini terjadi duplikasi bisa diminimalisasi," jelasnya.

Dia menuturkan, Badan Riset Nasional ini merupakan penyederhanaan pada Kementrian-kementerian terkait seperti Kementan, Kementerian Perindustrian, Kemenhub, Kementrian Kominfo, Kementerian PUPR yang sudah mempunyai lembaga riset.

"Kemarin pak Menteri Kominfo juga sudah bilang kalau ada riset itu bisa dipindah ke Kemenristekdikti," tuturnya.

Badan Riset Nasional ini, lanjut dia, mempunyai manfaat lebih tinggi, anggaran lebih fokus, lebih rasional, relevan dan nanti bergerak lebih cepat.

"Saya tidak melihat ini pro dan kontrak dan ini jangan menjadi kepentingan sendiri tapi kepentingan nasional agar lebih baik," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan sudah sepantasnya Indonesia memiki Badan Riset Nasional dalam menyongsong Indonesia Emas di 2045. Namun Megawati mengingatkan, riset harus ditujukan pada kesejahteraan rakyat dan sebagai pilar negara berdikari.

Pernyataan ini disampaikan Megawati Soekarnoputri di hadapan 11 profesor riset yang tergabung dalam Forum Nasional Profesor Riset (FNPR) di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis 15 Maret 2018. (**H)


Sumber: Okezone





Berita Terkait

Tulis Komentar