Negosiasi Buntu, Perang Dagang AS-China Kembali Memanas

  • Sabtu, 15 September 2018 - 19:18:44 WIB | Di Baca : 1130 Kali

 

SeRiau - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak pemerintahannya untuk bergerak maju terkait rencana pengenaan tarif pada barang-barang China senilai US$ 200 miliar. Negosiasi yang dilakukan antara AS dan China tak membuahkan hasil.

Trump disebut telah menemui tangan kanannya pada awal pekan ini membahas masalah tarif dan mengarahkan untuk melanjutkan rencana pengenaan tarif tersebut. Kendati demikian, waktu pengumuman kebijakan masih belum jelas.

"Presiden telah jelas bahwa dia dan pemerintahannya akan terus mengambil tindakan untuk mengatasi praktik perdagangan China yang tidak adil," kata Lindsay Walters, juru bicara Gedung Putih, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (15/9).


Perwakilan dari Perdagangan dan USTR tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar tentang status rencana tersebut.

Trump melalui Twitter pada Kamis (15/9), menyebut tangannya kini berada di atas, terkait terang perdagangan AS dengan China.

"Kami berada di bawah tekanan untuk membuat kesepakatan dengan China, mereka berada di bawah tekanan untuk membuat kesepakatan dengan kami," ujar Trump

Ancaman Trump datang saat Menteri Keuangan Steven Munchin tengah bekerja untuk memecahkan kebuntuan antara kedua negara melalui negosiasi dengan harapan mengakhiri perang dagang.

Pekan ini, Munchin menyampaikan undangan ke Tiongkok untuk melanjutkan pembicaraan sebelum putaran tarif terbaru diberlakukan.
Penasehat Ekonomi Trump, Larry Kudlow mengatakan bahwa pemerintah AS telah menerima informasi China ingin melakukan pembicaraan sehingga mengirimkan undangan negosiasi tersebut. 

China pun menyambut baik undangan tersebut dan mengatakan bahwa kedua pemerintah sedang mendiskusikan rincian untuk putaran negosiasi baru.

"Eskalasi konflik perdagangan tidak menguntungkan kedua pihak," kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng.

Seorang juru bicara Departemen Keuangan menolak berkomentar.

Putaran baru tarif AS pada barang-barang Cina kemungkinan akan membuat harga ribuan produk, termasuk mesin pencuci piring, pelacak kebugaran Fitbit, dan penyedap makanan, lebih mahal bagi konsumen Amerika.

Sebelumnya, Trump telah memberlakukan tarif 25 persen pada barang-barang Cina senilai US$ 50 miliar. Trump menyebut pengenaan tarif penting untuk menghukum Beijing atas apa yang disebutnya sebagai praktik perdagangan tidak adil dan pencurian kekayaan intelektual.

Cina, yang menuduh Amerika Serikat melakukan penindasan perdagangan, berencana membalas kebijakan AS dengan mengenakan tarif pada barang AS senilai 60 miliar, yang antara lain terdiri dari daging, kopi, furnitur, dan suku cadang mobil.

Negosiasi perdagangan kedua negara ini bulan lalu melibatkan pejabat tingkat rendah. Perundingan kedua negara berakhir tanpa ada terobosan berarti.

Periode permintaan tanggapan publik atas rencana pengenaan tarif pada barang China senilai US$ 200 miliar berakhir awal bulan ini. Namun, belum jelas apa revisi rencana itu akan dibuat

Trump juga mengancam putaran tarif lain pada barang-barang China senilai US$ 267 miliar. Jika direalisasikan, total nilai barang China yang terkena tarif baru AS mencapai lebih dari US$ 500 miliar.

 

 

 

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar