Buron Koruptor Kelas Kakap Asal China Ditangkap di Swedia

  • Sabtu, 04 Agustus 2018 - 07:44:09 WIB | Di Baca : 1221 Kali


SeRiau - Seorang pria asal Chinayang diduga melakukan kecurangan ekonomi dan korupsi di negaranya, telah ditangkap di Swedia. Lembaga penyiaran pemerintah, SVT melaporkan bahwa tersangka adalah pria berusia 54 tahun yang disebut "salah satu paling dicari oleh Beijing".

Dikutip dari Thelocal.se pada Jumat (3/8/2018), pria China yang yang tidak disebutkan namanya itu telah ditahan di Stockholm sejak 25 Juni.

SVT mengatakan pria itu, yang merupakan kepala perusahaan perdagangan sereal dan beras negara, melarikan diri dari China pada 2011 ketika polisi menemukan fakta bahwa ia diduga mentransfer sejumlah besar uang ke bank-bank di luar negeri.

Karin Rosander, petugas pers di Otoritas Penuntutan Swedia, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Beijing "telah meminta ekstradisi" ke China untuk mengadilinya di sana.

Rosander, yang menolak untuk mengungkapkan identitas pria itu, mengatakan pihak berwenang Swedia sedang memeriksa "apakah ada alasan yang sah untuk mengekstradisi dia ke China".

Dia dituduh telah menggelapkan hampir 10 juta euro (setara Rp 167 miliar) dari perusahaan miliknya, yang juga diduga memanipulasi pajak.

China sebelumnya telah mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuknya, dan kasus tersebut telah diberitakan secara luas di media global, kata SVT.

Rosander mengatakan Swedia tidak mengekstradisi para tersangka dengan mudah, terutama jika hidup mereka mungkin dalam bahaya, atau jika negara yang terlibat memiliki hukuman mati.
"Kasus ini adalah tentang membuktikan bukti macam apa yang menentangnya," katanya, sambil menambahkan tuduhan itu ditangani sebagai kasus korupsi.

Kantor berita SVT menambahkan bahwa pria tersebut pergi ke AS bersama mantan istrinya untuk melarikan diri dari China pada 2011. Mereka sempat ditahan dalam waktu singkat di sana karena dicurigai melakukan pencucian uang.

Tersangka, yang lolos dari tuduhan AS, diketahui telah tinggal di Swedia sejak 2014. Dia pindah ke sana dengan identitas dan paspor baru dan kemudian menikah lagi, yang secara hukum memungkinkan dia untuk tetap di negara Nordik.

Sementara itu, pada awal 2018 lalu, setidaknya 13.000 perwira People's Liberation Army (PLA) telah dinvestigasi atas dugaan kasus korupsi, usai Presiden Xi Jinping menggalakkan kebijakan pemberantasan rasuah di China sejak lima tahun terakhir.

Dengan menggunakan preteks reformasi dan modernisasi birokrasi PLA, Presiden Xi berniat untuk memberangus korupsi yang bersifat endemik di dalam tubuh angkatan bersenjata Tiongkok.
Ia juga mendesak agar PLA semakin meningkatkan profesionalisme korps perwira dan merotasi jenderal tua dengan mereka yang lebih muda.

Meski tampak reformis, operasi pemberangusan puluhan ribu perwira PLA dengan preteks pemberantasan korupsi itu, dinilai oleh Barat sebagai cara bagi Presiden Xi untuk 'mengendalikan' militer agar lebih loyal kepadanya dan selaras dengan visinya, tulis The New York Times.

 


Sumber Liputan6.com





Berita Terkait

Tulis Komentar