Marzuki Alie Sindir SBY, Demokrat Bukan Milik Pribadi

  • Rabu, 20 Juni 2018 - 06:50:45 WIB | Di Baca : 1254 Kali


SeRiau – Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Marzuki Alie, tiba-tiba saja buka suara terkait kondisi Partai Demokrat dan janji-janji Susilo Bambang Yudhoyono, untuk tidak menjadikan Demokrat, sebagai partai dinasti.

Curahan hati Marzuki diungkapkan melalui akun Twitter pribadinya. Semua berawal dari kemunculan foto bergambar SBY, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhi Baskoro Yudhoyono, dalam sebuah papan iklan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri di akun @catuaries.

Mengawali rangkaian Tweetnya, Marzuki Alie alias MA, menulis komentar seperti sebuah sindiran di kolom komentar foto itu..

"Ya itulah sistem politik indonesia, ruang utk anak bangsa tertutup oleh kepentingan keluarga," tulis MA seperti dikutip VIVA, Rabu, 20 Juni 2018.

Lalu, karena ada netizen yang mengomentari kicauan itu, MA lalu membeberkan semua kisah tentang dirinya, SBY dan Partai Demokrat.

Menurut Marzuki, dia tidak kesal atau marah sehingga harus mengomentari foto SBY dan kedua putranya itu. Karena selama bergabung dengan Demokrat, MA sudah bisa menggapai puncak karir politiknya.

Hanya saja menurutnya, saat pertama bergabung di partai berlambang mercy itu, MA, SBY dan kader lainnya telah berjanji membangun partai politik yang modern. Parpol yang dikelola dengan sistem dan partai kader.

"Siapa yang sewot, sy sdh di puncak karir politik sbg ketua DPR. anda tidak tau latar belakang kami bergabung di PD. kami berkomitmen membangun partai modern, bukan dinasti, partai kader, partai yang dikelola dengan sistem. manakala komitmen itu tidak dipenuhi, wajar kita kritik," tulis MA.

MA menjelaskan, saat itu SBY berjanji akan memegang teguh komitmen itu, yakni tidak akan menjadikan Demokrat sebagai partai keluarga atau dinasti.

MA menceritakan, Demokrat didirikan dengan tujuan untuk mendukung SBY menjadi Presiden RI, bukan untuk jadi partai pribadi.

"Maaf, gak ada partai pribadi. memang awalnya didirikan utk mendukung sby sbg presiden, bukan berarti mjd milik pribadi. itu janji dan komitmen kami dengan beliau saat membangun partai. beliau katakan, PD tdk akan mjd partai spt partai .... beliau sebut partai dinasti," tulis Marzuki.

Marzuki mengatakan, demi membesarkan Partai Demokrat, dia bahkan rela melepaskan jabatannya sebagai direktur di salah satu Badan Usaha Milik Negara.

"Saya tdk pernah berpartai, mau gabung krn cita2 mulia. saya tinggalkan jabatan saya sbg direktur bumn, demi cita2 mulia. dan saya tdk akan pernah pindah partai, PD partai pertama dan terakhir, krn sy bepartai bukan mencari jabatan, tapi demi idealisme," tulisnya.

Marzuki menuturkan, kicauan kritiknya ini merupakan bukti kecintaannya pada Partai Demokrat. Karena MA tak ingin Demokrat hancur karena salah urus. Dan dengan tegas MA mengatakan bahwa dia tidak sepaham dengan elite di Demokrat saat ini.

"Kritik itu wajib sebagai cinta kita terhadap partai, saya cinta PD, cinta saya tidak pernah berakhir hanya karena saya tidak sepaham dengan elit sekarang. kalau kita biarkan artinya kita tidak cinta PD, jangan biarkan hancur krn salah urus, itulah tanggung jawab semua kader," tulisnya.

Untuk diketahui, Partai Demokrat didirikan 9 September 2001. Pada Pemilu 2004, Demokrat berhasil menempati posisi kelima dalam raihan suara Pemilu dengan jumlah suara 8.455.225. Lalu, pada Pemilu 2009, Demokrat berhasil menjadi pemenang Pemilu dengan raihan suara 21.703.137.

Meski baru berusia seumur jagung, tapi Demokrat berhasil mengantarkan SBY untuk duduk selama 10 tahun di singgasana Presiden RI, yakni periode 2004-2009 dan 2009-2014.

Sejak kelahirannya hingga saat ini, Demokrat telah dipimpin empat ketua umum, yakni Subur Budhisantoso periode 2001-2005, Hadi Utomo pada 2005-2010, Anas Urbaningrum pada 2010-2013 dan SBY pada 2013-2015 dan 2015 hingga 2020. Sementara Marzuki Alie pernah mencalonkan diri sebagai ketua umum, tapi dikandaskan Anas.

 

 


(sumber viva.co.id)





Berita Terkait

Tulis Komentar