Mantan Teroris Sofyan, Ungkap Cara Teroris Mendapatkan Senjata

  • Sabtu, 19 Mei 2018 - 11:01:54 WIB | Di Baca : 2051 Kali

SeRiau - Mantan teroris Al Qaeda, Sofyan Tsauri mengungkapkan sejumlah fakta.

Salah satunya yakni soal bagaimana kelompok teroris mendapatkan senjata api.

Sofyan mengungkap kelompok teroris dapatkan senjata dari sosok yang tidak terduga.

Hadir dalam acara Pagi-Pagi Pasti Happy, Jumat (18/5/2018), Sofyan membeberkan semuanya.

Bagaimana kisah selengkapnya? Mari Kita simak!

Aksi terorisme marak terjadi belakangan ini di Indonesia.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu napi kasus terorisme buat kerusuhan di Mako Brimob.

Tak berselang lama para teroris kembali melancarkan aksinya.

Para teroris itu menyerang sejumlah tempat di Surabaya.

Tiga gereja di Surabaya dipilih menjadi tempat pengeboman oleh satu keluarga yang melibatkan wanita serta anak-anak pada Minggu (13/5/2018) lalu.

Tak hanya itu, ledakan bom juga terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo di mana tempat tersebut ditinggali oleh lima anggota keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak.

Keesokan harinya, Senin (14/5/2018), aksi bom bunuh diri kembali terjadi di Polrestabes Surabaya.

Lalu sebenarnya darimana para teroris mendapatkan senjata?

Sofyan Tsauri mantan terpidana terorisme bongkar fakta tak terduga.

Dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Trans TV Official, Sofyan yang hadir di acara Pagi-Pagi Pasti Happy menungkapkan senjata yang diperoleh kelompok teroris berasal dari beberapa pihak.

Pria yang dijatuhi hukuman penjara 10 tahun itu juga mengungkap dirinya yang menyiapkan segala senjata yang diperlukan kelompok terorisnya.

"Saya sendiri yang menyiapkan semua senjata itu," jelas Sofyan, Kamis (17/5/2018).

Ia juga mengatakan saat itu kelompok terorisnya memiliki senjata api sebanyak 30 buah.

Senjata-senjata tersebut bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata asli buatan pabrik.

"Ada 30 pucuk senjata, bukan senjata rakitan, semua senjata pabrikan," ungkap Sofyan.

Pria yang mengaku kini telah bertaubat, mengatakan dirinya memperoleh senjata dari Aceh dan Jakarta.

"Kami dapat dari Aceh, dari Jakarta," ujar Sofyan.

Siapa sangka senjata-senjata itu juga diperoleh dari oknum kepolisian.

"Ada yang kita beli dari anggota oknum yang nakal," jelas Sofyan.

Menurut Sofyan oknum polisi yang menjual senjatanya mungkin karena terdesak kebutuhan ekonomi.

"Pada saat itu memang ada, mungkin karena kebutuhan ekonomi," ujarnya.

Ia juga menjelaskan oknum kepolisian yang menjual senjata pada dirinya saat itu tak tahu senjata-senjata tersebut akan dipergunakan oleh kelompok teroris.

Sekedar informasi sebelum memutuskan jadi teroris, Sofyan adalah anggota kepolisian.

Sofyan mengatakan oknum yang menjual senjata padanya saat itu percaya jika dirinya adalah anggota polri.

"Mereka engga tahu, karena yang jual ini masih percaya saya anggota polri," jelas Sofyan.

Demi memuluskan aksinya Sofyan yang telah dipecat dari kepolisian, mengenakan seragam polisi.

"Saya beli juga pake baju polri, padahal waktu itu saya sudah dipecat," jelasnya.

"Mereka kira saya polri, padahal saya teroris," tambahnya. (**H)


Sumber: TRIBUNJAKARTA.COM





Berita Terkait

Tulis Komentar