Dita Diduga Pemimpin Pembom Tiga Gereja Surabaya

  • Ahad, 13 Mei 2018 - 22:10:25 WIB | Di Baca : 1539 Kali

SeRiau – Kepolisian memastikan, satu keluarga pelaku peledakan bom di tiga gereja yang menewaskan belasan orang di Kota Surabaya, Jawa Timur, merupakan sel teroris dari Jamaah Ansharud Daulah atau JAD.

Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian menuturkan, pelaku bom tiga gereja merupakan sel JAD Surabaya, yang bergerak di kota tersebut.

"Nah, yang di Jawa Timur ini, ini sel yang bergerak, yaitu JAD Surabaya, satu keluarga, pimpinan dari diduga Dita," kata Tito di Surabaya, Minggu, 13 Mei 2018.

Menurut Tito, teror bom gereja dilancarkan merupakan pembalasan dendam anggota JAD, setelah dua petinggi JAD Indonesia dan Jawa Timur, diringkus polisi. Keduanya yakni Aman Abdurahman dan Zainal Anshori.

"Karena pimpinan-pimpinan ini sudah ditangkap, baik Aman Abdurrahman maupun Zainal Anshori, kemudian kelompok-kelompok ini mulai bereaksi untuk melakukan pembalasan. Salah satunya dengan membuat kerusuhan di Rutan Mako Brimob,” katanya.

“Jadi tidak sekadar masalah makanan. Tapi memang sudah ada kemarahan. Peristiwa di Rutan Mako Brimob dengan adanya kerusuhan itu memang membuat sel-sel lain, yang mereka memang maunya sudah panas. Karena tadi ada instruksi dari ISIS di Suriah maupun para pimpinan yang tertangkap mereka mengambil momentum untuk melakukan pembalasan itu," ujar Tito memaparkan.

Kapolri menuturkan, di Indonesia ada dua macam kelompok yang terkait dengan ISIS.

Pertama, kelompok JAD dan JAT yang sel-selnya ada di beberapa tempat. Kedua, mereka yang kembali berangkat ke Suriah dan kembali ke Indonesia, atau yang tertangkap otoritas di Turki, atau Yordania, yang di sekitar tetangga Suriah, kemudian kembali ke Indonesia.

"Jumlah yang ada di sana dan sudah kembali kira-kira ada 1.100 orang lebih. Lima ratus lebih di antaranya masih di Suriah, ada 103 yang sudah meninggal dunia di Suriah, dan sekitar 500 yang sudah dideportasi kembali ke Indonesia. 
Ini yang menjadi tantangan kita karena mindset mereka adalah mindset ideologi ISIS," kata Tito.

Seperti diberitakan, tiga bom meledak secara beruntun di tiga gereja berbeda di wilayah Jawa Timur. Di antaranya di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara; Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146; dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.

Akibat ledakan bom-bom itu, sudah 11 orang tercatat meninggal dunia dan 41 orang terluka.

 

sumber viva.co.id





Berita Terkait

Tulis Komentar