Hilang Selama 28 Tahun dan Dikira Sudah Meninggal, TKI Qibtiyah Ditemukan di Arab Saudi

  • Sabtu, 05 Mei 2018 - 08:07:27 WIB | Di Baca : 1301 Kali

SeRiau - Sudah 28 tahun lamanya Saiful Hadi tidak mendengar kabar dari ibunya, Qibtiyah (72), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, sejak berangkat ke Arab Saudi.

Dalam penantian puluhan tahun itu pula, keluarga mengira Qibtiyah sudah meninggal dunia. Keluarga yang sudah pasrah dan ikhlas bahkan telah menggelar doa bersama karena sekian lama tidak menerima kabar.

Saiful menceritakan, pada bulan Agustus 1990, ibunya berangkat ke Arab Saudi bersama salah satu anggota keluarganya yang berasal dari Desa Karang Duren, Kecamatan Balung.

“Waktu ibu berangkat ke Arab Saudi, saya sedang bertugas di Palembang. Saya tidak tahu dan tidak dikabari kalau ibu berangkat kerja ke luar negeri,” ungkap anak sulung Qibtiyah kenangnya itu, Jumat (4/5/2018).

Pada akhir tahun 1990, Saiful pulang ke rumahnya di Desa Paleran dan mendapati seluruh keluarganya menangis. Mereka menuturkan bahwa ibunya sudah tidak di rumah.

“Awalnya saya kaget, saya kira meninggal, tetapi Almarhum bapak dan adik menceritakan, bahwa ibu sudah berangkat ke Arab Saudi. Saya shock waktu itu karena saya tidak diberi tahu oleh keluarga,” ungkapnya.

Satu tahun kemudian, Qibtiyah memberi kabar melalui surat kepada keluarga, bahkan sempat mengirim uang kepada keluarga di Jember.

“Tahun 1991, ibu mengirim surat kepada keluarga, memberi tahu bahwa kabarnya baik, dan waktu itu juga berkirim uang kalau tidak salah Rp 1 juta,” katanya.

Namun, lanjut Saiful, setelah itu pihak keluarga sudah tidak bisa lagi berkomunikasi dengan Qibtiyah.

“Zaman itu tidak ada HP, jadi sulit sekali berkomunikasi. Komunikasi hanya lewat surat dan telegram, itupun sudah tidak ada balasan,” ungkapnya.

Saiful kemudian berinisiatif mendatangi perusahaan yang memberangkatkan ibunya di Jakarta, namun hasilnya nihil.

“Waktu itu tidak ada data yang ditemukan atas nama ibunya. Saya menduga data ibu dipalsukan saat berangkat dulu,” katanya.

Kini, setelah 28 tahun tanpa kabar, sang ibu disebutkan ditemukan di Arab Saudi. Saat pertama kali mendengar kabar itu, Saiful awalnya tidak percaya.

“Rasanya seperti mimpi dan belum percaya kalau ibu masih ada sebab kami sekeluarga beberapa tahun silam sudah menggelar doa bersama untuk ibu karena kami mengira ibu sudah tidak ada (meninggal dunia),” katanya dengan mata berkaca- kaca.

Saiful dan keluarga berharap agar ibunya bisa segera pulang dan berkumpul dengan keluarga besarnya.

“Kami sangat rindu, kami ingin memeluk beliau. Kami berterima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Arab Saudi yang membantu kami,” ucapnya terbata-bata. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar