Evaluasi UNBK, Mendikbud Ungkap Kelemahan Sistem Pendidikan

  • Rabu, 02 Mei 2018 - 19:36:51 WIB | Di Baca : 1563 Kali

SeRiau - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan meningkatkan kemampuan guru dengan pelatihan dan membenahi kurikulum pendidikan. Langkah ini ditempuh setelah Kemendikbud melakukan evaluasi atas Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018.

"Tahun depan kita akan tingkatkan kemampuan guru dan konten kurikulumnya akan kita benahi," ujar Mendikbud Muhadjir Effendy usai upacara Hari Pendidikan Nasional di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (2/5). 

Dia mengatakan hal-hal lain yang ditemukan dari evaluasi UNBK tahun ini adalah kelemahan pada konten, pembelajaran, metodologi, tenaga pendidik, kesiapan siswa, sarana dan prasarana. 

Salah satu yang menjadi sorotan para siswa dalam pelaksanaan UNBK adalah implementasi soal-soal dengan tingkat kesulitan tinggi atau HOTS (High Order Thinking Skill).  Muhadjir  menyebut ada sekitar 10 persen dari 40 soal UNBK dikategorikan sulit. 

Dia mengatakan bahwa kesulitan dalam soal karena sudah menggunakan standar internasional. Dan tak menutup kemungkinan standar itu akan bertambah pada tahun depan. 

Sebelumnya, pada 23 April 2018,  Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan HOTS dalam UNBK akan ditambah bertahap hingga maksimal 20 persen.

Hamid mengaku butuh waktu yang panjang untuk mengenalkan HOTS ke seluruh guru dan pelajar di Indonesia. Jika tidak dikenalkan sejak sekarang, kata Hamid, nilai Indonesia untuk meraih standar Program for International Student Assessment (PISA) takkan pernah bertambah.

Hamid mengklaim kompetensi sejumlah guru SMA sudah dilatih sejak tahun 2016 supaya mampu menyampaikan materi dan soal HOTS kepada anak didiknya. Namun, pelatihan oleh Kemendikbud itu belum menjangkau ke seluruh guru di Indonesia.

Pada April 2018 sebanyak 28 juta pelajar mengikuti proses ujian akhir menggunakan komputer. Dari jumlah itu, baru sekitar 49 persen yang melaksanakannya, sementara 34,6 persen sekolah masih menggunakan ujian berbasis kertas. Pelaksanaan UNBK diwarnai dengan sejumlah kendala, termasuk kasus server downdi situs UNBK yang menyebabkan keterlambatan akses kepada peserta UNBK SMP.

Kemudian pada 2 Mei 2018, bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, siswa-siswa Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan menerima pengumuman hasil UNBK. Muhadjir mengatakan pengumuman kelulusan disampaikan pada pihak sekolah tidak melalui daring atau internet. Alasannya, pengumuman kelulusan merupakan kepentingan sekolah dan siswa, bukan kepentingan masyarakat umum. 


sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar