Pelarian Pembunuh Pensiunan TNI AL Berakhir oleh Tato Tribal

  • Kamis, 12 April 2018 - 19:40:30 WIB | Di Baca : 2505 Kali

SeRiau - Pelarian Supriyanto (20), pembunuh pensiunan TNI AL Hunaedi (83) di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan berakhir disebabkan tato tribal di kedua lengannya. Pelaku dibekuk sekitar pukul 01.00 WIB dini hari tadi di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018).

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar menyampaikan, penangkapan pembunuh pensiunan TNI AL bermula saat penyidik menerima informasi adanya keributan antar-warga.

"Tadi malam pukul 01.00 WIB diamankan seseorang berdasarkan laporan, diawali dari lidik, kemudian dari tim mendapat laporan bahwa ada terjadi keributan beberapa orang yang mau tawuran atau mau berantem. Kemudian tim kita langsung segera mencari tahu, klarifikasi siapa aktor keributan itu," tutur Indra di Mapolres Jakarta Selatan.

Setelah tim tiba di lokasi, benar ditemukan sejumlah orang berkerumun dan ada dua pria yang tampak terlibat cekcok. Petugas kemudian melihat kecurigaan dari salah satunya yang tampak bercirikan pembunuh pensiunan TNI AL berdasarkan CCTV.

"Salah satu tim yang ada di sana melihat seseorang dengan ciri khusus tato di lengannya. Di mana ciri itu sebelumnya sudah mulai teridentifikasi (dari CCTV). Seketika itu juga dia diamankan karena curiga terkait dengan pembunuhan di Pondok Labu," jelas dia.

Pelaku kemudian dibawa untuk pemeriksaan intensif. Meski awalnya menyangkal, dia kemudian mengakui perbuatannya lantaran bukti dan keterangan kuat yang sudah dikantongi penyidik.

"Kita coba korek keterangan terus dan mencari barang bukti pisau yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban. Masih berkelit, akhirnya berterus terang ada tidak jauh di tempat kejadian (keributan), kita temukan pisau atau senjata tajam yang digunakan," beber Indra.
 
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Indra Jafar (kiri) bersama tersangka kasus pembunuhan pensiunan TNI AL Hunaedi di Jakarta, Kamis (12/4). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Polisi menyimpulkan sementara kasus pembunuhan itu bermotif perampokan. Pelaku menggasak total uang korban sebanyak Rp 3,4 juta dan digunakan untuk membayar kontrakan sekaligus membeli kebutuhan sehari-hari lainnya.
"Yang bersangkutan ngontrak. Memang tidak bekerja dan tempat tinggalnya di Pondok Labu," Indra menandaskan.


sumber  Liputan6.com





Berita Terkait

Tulis Komentar