MENU TUTUP

Induk 7-Eleven Siap Jual Aset Demi Bayar Utang

Jumat, 14 Juli 2017 | 08:49:46 WIB | Di Baca : 1020 Kali
Induk 7-Eleven Siap Jual Aset Demi Bayar Utang
Jakarta, SeRiau-   PT Modern Internasional Tbk (MDRN) bakal menjual beberapa asetnya untuk menutupi kerugian dan membayar utang ke kreditur, pasca penutupan gerai 7-Eleven pada akhir Juni kemarin. Direktur Modern Internasional Chandra Wijaya menjelaskan, aset yang dimaksud berupa tanah dan bangunan di beberapa lokasi. Ia mengaku, aset itu telah dimiliki perusahaan sejak 30 tahun lalu. "Kami punya aset-aset yang tidak produktif dari Fujifilm yang diperoleh 20-30 tahun yang lalu, market value tinggi, tetapi nilai pembukuannya kecil," ungkap Chandra, Jumat (14/7). Menurutnya, mayoritas yang bisa dijual memang dari Fujifilm karena untuk produk 7-Eleven sendiri umumnya menyewa tanah dan bangunan di setiap gerainya. Sementara, pihaknya masih menghitung jumlah dana segar yang dapat diraih dari penjualan beberapa asetnya tersebut. "Appraisal company yang akan menghitung berapa nilai asetnya. Aset yang ada akan diselesaikan," sambungnya. Selain untuk membayar utang, penjualan aset juga dilakukan demi menambah modal kerja perusahaan, atau mengembangkan lini bisnis perusahaan lainnya. Beberapa lini bisnis lain yang masih dimiliki perusahaan saat ini, yaitu mesin foto copy dan alat kesehatan. Mengutip laporan keuangan tahunan 2016, perusahaan sendiri telah menunjuk Colliers Internasional sebagai agen penjualan untuk mempercepat penjualan aset yang dinilai sudah tidak produktif. "Untuk meningkatkan fleksibilitas arus kas, tim keuangan saat ini sedang dalam tahap negosiasi dengan bank untuk merestrukturisasi utang yang ada," tulis manajemen dalam laporan keuangan 2016 tersebut. Sementara, total liabilitas perusahaan hingga kuartal I 2017 tumbuh 3,75 persen menjadi Rp1,38 triliun dari periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp1,33 triliun. Total liabilitas tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,07 triliun dan jangka panjang Rp305 miliar. Terpaksa Tutup 7-Eleven Adapun, Chandra mengatakan, penutupan seluruh gerai dan berhentinya bisnis 7-Eleven oleh perusahaan merupakan keputusan yang terbaik mengingat kerugian bisnis tersebut yang membebani Modern Internasional.  Pada kuartal I 2017, perusahaan mencatat rugi bersih sebesar Rp447 miliar dari sebelumnya Rp21,31 miliar. Sementara, penjualan bersih turun menjadi Rp138,62 miliar dari sebelumnya Rp220,66 miliar.  "Bisnis 7-Eleven mengalami kerugian yang signifikan dan terus menerus menggerus modal kerja perusahaan. Kami sadar keputusan ini risiko bisnis yang harus dihadapi," papar Chandra. Di sisi lain, manajemen menyadari jika ekspansi yang dilakukan dalam mengembangkan gerai 7-Eleven terlalu cepat. Padahal, ekspansi itu dilakukan menggunakan dana pinjaman. Sehingga, pembayaran bunga dan pinjaman mengganggu arus kas. "Ditambah lagi dengan daya beli yang melemah sejak tahun 2015 dan melambatnya bisnis ritel jadi salah satu kendala pengembangan bisnis 7-Eleven," terang Chandra. Kini, perusahaan memiliki dua fokus utama pasca penutupan gerai 7-Eleven bulan lalu. Pertama, menyelesaikan kewajiban terhadap karyawan, pemerintah, kreditur, dan pemasok. Kedua, menyuntikan modal kerja untuk unit bisnis lainnya. "Bila seluruh kewajiban selesai, manajemen akan memikirkan kembali potensi bisnis lain yang dapat dilakukan," tutupnya. Sebarkan ( Sumber : Cnn Indonesia)


Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

TAF Daftarkan Agung Ke PDIP

2

Bahas LKPJ 2023, Ketua DPRD Rohil Singgung Naiknya Angka Kemiskinan

3

BAN-PDM Provinsi Riau Gelar Rakorda Pertama, Sebanyak 2062 Satuan Pendidikan di Akreditasi Tahun Ini

4

SE Kadisdik Riau Tentang Larangan Perpisahan di Hotel Dinilai Forkom Waktunya Kurang Tepat

5

Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile