Setelah Teror Bom Surabaya Polisi Tangkap 74 Terduga Teroris
SeRiau - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya telah menangkap 74 orang terduga teroris setelah rentetan aksi bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur. Sebanyak 14 di antaranya tewas karena melawan saat penangkapan.
Jumlah ini didapat setelah penangkapan dilakukan sejak 13 Mei 2018. "Barang bukti yang didapatkan ada bom siap pakai, materi bahan peledak lainnya, baterai, switch, dan lainnya," kata Tito Karnavian setelah menghadiri rapat terbatas tentang penanggulangan terorisme di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.
Tito Karnavian menjelaskan, polisi menangkap 31 orang di Jawa Timur, delapan orang di Jawa Barat, serta 16 orang di Banten. Di Pulau Sumatera, kepolisian menangkap empat orang di Sumatera Selatan, sembilan orang di Riau, juga enam orang di Sumatera Utara.
Tito meminta agar ada upaya lebih komprehensif dalam memerangi terorisme. Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memberikan arahan agar penanggulangan terorisme lebih menyeluruh.
Presiden Jokowi, kata Tito Karnavian, memberi arahan perlunya tindakan preventif untuk membendung ideologi terorisme di samping upaya penegakan hukum. "Kemudian upaya pengembangan ekonomi maupun upaya softlainnya, termasuk melibatkan stakeholdermasyarakat," tutur mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini.
Presiden Jokowi mengatakan selama ini Indonesia berfokus memerangi terorisme dengan cara represif (hard power). Hal ini dirasa belum cukup dan perlu diseimbangkan dengan upaya preventif (soft power). Namun, upaya pencegahan aksi dari kelompok teroris tidak cukup dengan proses deradikalisasi. Jokowi menilai perlu membersihkan lembaga pendidikan dari pemahaman-pemahaman radikal. "Bersihkan lembaga, mulai dari TK, SD, SMP SMA, perguruan tinggi, ruang-ruang publik, dan mimbar-mimbar umum dari ajaran ideologi terorisme," kata Jokowi. (**H)
Sumber: TABLOIDBINTANG.COM