Bank Dunia Lirik Pulau Parit
KARIMUN, SeRiau - Pulau Parit di Desa Parit Kecamatan Karimun dilirik Bank Dunia (Wordl Bank) untuk ikut berpartisipasi membangun pulau yang berhadapan langsung dengan Pulau Karimun Besar itu. Dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Dusun I Desa Parit, Rahmat. Ia menjelaskan beberapa hari lalu Pulau Parit sempat didatangi oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan bank dunia. Mereka mengaku ingin membangun beberapa fasilitas.
"Beberapa waktu lalau kami didatangi tim survey dari Bank Dunia. Kami ditawarkan untuk proyek pembangunan pelabuhan dan batu miring di pinggir pantai. Untuk keputusannya mereka jadi atau tidak katanya tetap menunggu keputusan dari Bupati Karimun sebagai kepala daerah," ucap Rahmat.
Masyarakat kata Ramhat lagi, sangat senang atas rencana tersebut. Namun tentunya hal itu kembali lagi kepada Bupati Karimun Aunur Rafiq selaku kepala daerah yang memutuskan dan memang sudah prosedurnya seperti itu.
Sementara Bupati Karimun Aunur Rafiq menanggapi sangat setuju jika Bank Dunia memiliki rencana untuk membangun Pulau Parit. Tentunya untuk kemajuan wilayah hinterland tersebut.
Rafiq juga mengaku memang sempat pihak Bank Dunia menemui dirinya dan menyampaikan hajat mereka dalam hal menyalurkan CSR dalam bentuk pembangunan fisik.
"Mereka pernah menyampaikan kepada kami beberapa hari lalu soal rencana ini, yang anggarannya memang bersumber dari dana CSR. Tapi kita juga perlu memperlajari maksud dan tujuan mereka dan ini perlu kita dudukkan lagi bersama Bank Dunia. Nanti kalau mereka datang ke Parit lagi masyarakat harus menyampaikan kepada kami agar mereka bisa menghadap ke Pemkab untuk melakukan presentasi lagi. Ini betul-betul matang," lanjut Rafiq.
Untuk mendapatkan bantuan dari Bank Dunia itu lanjut Rafiq lagi, pemerintah pun diharuskan membuat permohonan meski mereka yang memiliki program. Tentunya dalam hal ini perlu kehati-hatian agar tidak disalah gunakan.
"Maka dalam hal ini kami akan minta mereka mempresentasikan negara mana saja khususnya di Asia ini yang pernah dibuat kegiatan serupa, agar ada bukti dan kami percaya," ucap Rafiq.(*)