Seriau,- Masih rendahnya nilai APK dan APM Provinsi Riau tahun ini membuat Disdik Riau terus memprogram SMA Terbuka di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Program sekolah terbuka ini salah satunya menaikan angka APK dan APM anak putus sekolah di Riau.

" Masih rendahnya APK dan APM maka program SMA terbuka sangat penting mengurai persoalan putus sekolah yang terjadi di beberapa wilayah terutama di daerah 3T," kata Kabid PKPLK Disdik Riau Fitra Jaya Purnama ST MT mewakili Plt Kadisdik Riau saat membuka Pelatihan Guru Bina SMA Terbuka PJJ, Senin (26/9) di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru.

Tidak hanya memperbanyak SMA Terbuka, kata Fitra, tenaga guru di SMA Terbuka juga perlu ditingkatkan kompetensinya salah satunya dengan  mengikuti pelatihan yang dilaksakan Disdik Riau." Ada 100 guru bina SMA Terbuka di Riau ikut pelatihan. Ini dilakukan untuk meningkatkan professional tenaga pendidikan sebagai penyelenggaraan program SMA Terbuka," kata Fitra

Guru Bina SMA Terbuka yang mengikuti pelatihan yakni mata pelajaran Sejarah, Geografi, Matematika dan Bahasa Indonesia dari daerah 3T  (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) yakni Kabupaten  Inhil, Meranti, Bengkalis, Siak dan Kampar.

Dari kegiatan ini, kata Fitra, ada output yang didapat antara lain memberikan pemahaman, keterampilan meningkatkan profesianal tenaga pendidik SMA terbuka. Output lainnya, membantu dan meningkatankan kualitas pendidikan khususnya bagi anak-anak daerah kawasan daerah 3T.

Selain itu, meningkatka ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian." Kita memberikan kesempatan kepada putra-putri kawasan daerah 3T untuk dapat menerima layanan pendidikan menengah yang bermutu," ujar Fitra.

Dirinya menjelaskan, saat ini siswa SMA Terbuka yang masuk dalam program Pendidikan Jarak Jauh di Riau berjumlah 1000 orang lebih. Mereka tersebar di daerah 3T dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Program SMA Terbuka merupakan salah satu upaya dari pemerintah pusat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Riau melakukan pemerataan dan perluasan akses belajar serta meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya anak-anak peserta didik di kawan pinggiran." Program ini untuk menampung tamatan SMP, MTs," katanya

Kendala dan kesulitan tersebut antara lain disebabkan oleh kondisi letak geografis, daerah terpencil, sosial ekonomi yang lemah, kesulitan transportasi tapi memiliki motivasi belajar dan kemauan belajar yang tinggi. (zal)