PBSI: 8 Terdakwa Match Fixing Bukan Pemain Bagus

  • Jumat, 08 Januari 2021 - 21:10:17 WIB | Di Baca : 1841 Kali

SeRiau - Wakil Sekjen PP PBSI, Edi Sukarno menyebut delapan atlet badminton Indonesia yang terlibat match fixing bukan pemain bagus.

Edi menyebut, setelah wawancara BWF dengan salah satu terdakwa di Malaysia pada 2017 lalu terkait kasus ini, kedelapan atlet bulutangkis Indonesia itu tidak pernah main lagi di kejuaraan-kejuaraan yang digelar PBSI maupun BWF (Badminton World Federation).

Kedelapan atlet itu yakni: Hendra Tandjaya (ganda putra, ganda campuran), Ivandi Danang (ganda putra, ganda campuran), Androw Yunanto (tunggal putra, ganda putra), Sekartaji Putri (tunggal putri, ganda campuran), Mia Mawarti (tunggal putri), Fadila Afni (tunggal putri, ganda putri), Aditiya Dwiantoro (ganda putra), dan Agriprinna Prima Rahmanto Putra (tunggal putra, ganda putra, ganda campuran).

"Anak 8 ini prospeknya juga tidak bagus, makanya juga mau diatur main begitu. Dan memang sejak kejadian di Malaysia itu semua anak-anak itu tidak pernah main lagi di kejuaraan-kejuaraan PSBI dan BWF. Karena tidak mungkin bisa ikut main," kata Edi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/1).

Edi Sukarno yang pada kepengurusan PBSI periode sebelumnya menjabat Kabid Organinasi mengatakan, delapan terdakwa itu diminta mengalah dalam pertandingan.

"Jadi begini, pertaruhan mengalahnya bukan sekadar mengalah loh ya. Soal angka, soal skor juga bisa. Misal, saya disuruh mengalah tapi poin saya tidak boleh lebih dari 15 itu salah satunya," ucap Edi.

GIF Banner Promo Testimoni
"Ada juga permainan yang nakal tidak boleh menang straight set, bolehnya rubber. Macem-macem modusnya yang saya dengar begitu," kata Edi menambahkan.

Lanjut Edi, sistem di PBSI sejak 2017 sudah menonaktifkan kedelapan atlet badminton itu yang terlibat match fixing untuk tampil di semua turnamen. Alhasil, kedelapannya sudah tidak memungkinkan lagi untuk tampil.

PBSI disebut BWF sempat mengirim Agripinna ke empat turnamen ketika masa skors. Meskipun dari awal, PBSI sudah diberitahu BWF untuk tidak mengirim delapan pemain tersebut.

"Saya tidak mendengar soal itu. Informasi terakhir saya tanya ke sekretariat yang mendaftarkan ke kejuaraan BWF Ibu Yati, dia tidak pernah mendaftarkan kedelapan orang itu. Justru yang saya dengar sudah tidak didaftarkan lagi."

"Di kami [PBSI] kalau ada kejuaraan harus melalui sistem pendaftarannya. Kalau namanya tidak ada, tidak mungkin bisa ikut," ujar Edi. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar