Menaker Sidak Proyek Kereta Cepat, Ada 2.000 TKA China

  • Senin, 27 Juli 2020 - 19:35:22 WIB | Di Baca : 2321 Kali

SeRiau - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan ada 2.000 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang bekerja di Proyek Strategis Nasional (PSN) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Jumlah TKA itu sekitar 16,66 persen dari total pekerja proyek mencapai 12 ribu orang.

Namun, jumlah TKA China di proyek yang dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu disebutkan sudah sesuai dengan izin Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang diajukan ke kementeriannya.

Selain itu, penggunaan TKA China juga sudah terbilang sedikit, di mana rasionya 1:5 terhadap jumlah pekerja lokal di proyek tersebut yang mencapai 10 ribu orang.

"Sudah sesuai dengan RPTKA pada jabatan dan keahlian tertentu," ujar Ida saat sidak di Tunnel 1 Pembangunan Terowongan KCJB, Senin (27/7). 

Kendati begitu, Ida mengaku memang ada TKA yang bekerja di lapangan. Artinya, pemberian izin penggunaan TKA tidak terbatas pada level direksi dan manajemen saja.

Pun begitu, Ida menegaskan TKA yang bekerja di lapangan memang dibutuhkan. Sebab, ada sejumlah proses pengerjaan yang membutuhkan keahlian para TKA, khususnya dalam pengoperasian alat berat dan teknologi lain yang penjelasan di buku panduannya dikuasai oleh TKA.

"Meski ada (TKA) yang di lapangan, tapi itu memang butuh keahlian tertentu karena ini proyek baru yang pertama kali dikerjakan di Indonesia. Ini semua alat dari China, manual book-nya juga dari China, yang bisa baca mereka yang selama ini kerjakan proyek di China dan di negara lain," jelasnya.

Hanya saja, Ida memastikan proses alih pengetahuan (transfer of knowledge) tetap dilakukan, sehingga ketika izin kerja para TKA habis, dan proyek berjalan, maka pengerjaan akan dilakukan penuh oleh tenaga kerja lokal.

Tak hanya melakukan transfer pengetahuan antar pekerja di dalam proyek, Ida mengungkapkan rencananya juga ada transfer pengetahuan ke perguruan tinggi di Indonesia. Saat ini, KCIC tengah berkomunikasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membangun kerja sama tersebut.

"Jadi saya sudah mendapatkan laporan dari Pak Dirut (KCIC), ternyata transfer of knowledge itu tidak hanya diberikan kepada tenaga kerja yang sekarang mengerjakan proyek ini. Tetapi juga membuka kesempatan transfer of knowledge dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia," imbuh dia.

Sekadar informasi, rata-rata para TKA China memiliki durasi kerja selama enam bulan.

Di sisi lain, Ida menyatakan jumlah TKA China di proyek KCJB sebenarnya masih mungkin bertambah bila ada pengajuan izin RPTKA dari KCIC. Namun demikian, Kemenaker masih akan memastikan dari sisi kebutuhan dan rasio jumlah tenaga kerja dibandingkan dengan pekerja lokal. 

"Kalau mereka mengajukan, maka tentu akan mengajukan RPTKA-nya ke Kemenaker. Nanti ada tim pengawas yang memantau, Timkora, Tim Koordinasi Orang Asing, ini yang terus mengawasi penggunaan TKA, dipastikan sesuai kebutuhan," terang dia. 

Selain sidak penggunaan TKA, Ida mengatakan kunjungannya juga dalam rangka melihat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di proyek tersebut. Menurutnya, hal ini perlu dipastikan karena pengerjaan proyek menggunakan alat berat dengan teknologi tinggi, sehingga memiliki risiko pada pekerja. 

Kemudian, sidak ini juga bertujuan melihat penerapan prokotol kesehatan nasional di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Sebelumnya, perusahaan sempat menjalankan protokol berupa penundaan pengerjaan proyek karena TKA tidak bisa masuk ke Indonesia akibat pandemi. 

"Keselamatan kerja itu nomor satu, termasuk bagaimana protokol kesehatan terhadap corona," katanya.

Target Operasi 2022

Lebih lanjut, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diharapkan dapat selesai tepat waktu, yaitu pada akhir 2021. Diharapkan, proyek ini mulai beroperasi pada 2022.

"Target kami 2022 harus sudah operasi, kalau kelamaan, sebagai investor biaya kita investasi semakin mahal," ungkap Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra pada kesempatan yang sama. 

Per Februari 2020, progres proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah tembus 44 persen. Sementara, pembebasan lahan mencapai 99,96 persen. Proyek Kereta Cepat ini rencananya memiliki 13 terowongan.

Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan terbentang sepanjang 142,3 kilometer (km) dan dirancang untuk dapat dilalui kereta hingga kecepatan 350 km per jam. Rencananya, ada empat stasiun pemberhentian, yakni Stasiun Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar dengan waktu tempuh 46 menit. 

KCIC berencana mengembangkan lahan kawasan TOD (Transit Oriented Development) dengan luas sekitar 1800 hektar dan dirancang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Caranya dengan menjadikan kawasan Kereta Cepat menjadi area bisnis berkelas internasional, MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), medical district, pusat riset dan pengembangan, kawasan pendidikan dan infrastruktur lainnya.

Termasuk juga pengembangan berbagai model bisnis secara luas mencakup bidang industri, properti, pariwisata, periklanan, retail hingga jaringan telekomunikasi. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar