SeRiau - Pekan Olahraga Nasional atau PON ke-XX bakal diadakan pada Oktober 2020, di Papua. Namun, muncul kekhawatiran terkait kondisi keamanan jika PON tetap berlangsung di sana.

Mendagri Tito Karnavian mengatakan, pemerintah akan memastikan keamanan jalannya PON XX. Karena itu, Tito mengusulkan agar setiap kontingen dijaga oleh anggota TNI-Polri.

"Tapi sistem pengamanannya memang perlu dibicarakan khusus. Misalnya setiap kontingen dari daerah-daerah ada anggota TNI dan Polri yang masuk dalam tim. Itu akan sangat membantu sekali pengamanan," kata Tito dalam raker bersama komisi II di Gedung DPR, Senayan, Rabu (26/2).

"Masing-masing melekat, sama seperti kalau kita naik haji ada tim haji kita, termasuk tim pengamanan, ada juga yang gabung di situ. Yang kedua ada lapisan pengamanan yang dibackup dari atas. Seperti mabes Polri atau Polda sekitar," kata dia.

Namun, Tito mengatakan pengamanan itu tidak dilakukan secara berlebihan. Sebab, dikhawatirkan akan menimbulkan kepanikan masyarakat.

"Ini juga akan membantu tapi dengan low profile. Artinya tidak high expose seperti situasi gawat sekali, tidak," tuturnya.

Kemudian, ia menceritakan saat dirinya menjadi Kapolri, sempat mengamankan kegiatan pramuka di Papua.

"Dulu pernah ada jambore nasional waktu saya sebagai kapolda. Saya menjamin melaksanakan dengan baik saat itu. Ada ribuan pramuka yang hadir di bumi perkemahan di kota Jayapura," ucap Tito.

Lebih lanjut, ia ingin pelaksanaan PON berjalan sesuai jadwal yang ada. Ia meminta agar pemerintah tak perlu mengkhawatirkan kondisi keamanan di Papua.

"Masalah prestige bagi kita yang penting bahwa PON ini harus dilaksanakan sesuai jadwal, ini menyangkut pride bangsa dan pemerintah. Negara enggak boleh kalah dengan termasuk dengan situasi keamanan. Apa pun kita harus kuat dan dilaksanakan dan enggak boleh takut dengan situasi keamanan di sana," tandas dia. (**H)

Sumber: kumparan.com