Kata Jokowi, Perputaran Uang dari Burung Kicau Tembus Rp 1,7 Triliun

  • Ahad, 22 Desember 2019 - 18:48:17 WIB | Di Baca : 1246 Kali

SeRiau - Hobi burung kicau tak pernah surut, bahkan semakin populer dari tahun ke tahun. Dari tahun ke tahun, kompetisi burung kicau bahkan semakin banyak di sejumlah daerah di Indonesia.

Padahal, harga beberapa jenis burung kicau bisa dikatakan tidak murah, bahkan ada yang mencapai ratusan juta.

Seperti diberitakan Harian Kompas 12 Maret 2018, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) sampai menyebut, kalau hobi burung ini rupanya berkontribusi cukup besar bagi ekonomi Indonesia.

"Indonesia ini memiliki burung spesies burung yang sangat banyak, sangat banyak sekali. Dari informasi yang saya dapat, ada 1600 spesies burung di Indonesia," kata Jokowi di Kompetisi Kicau di Kebun Raya Bogor.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan, perputaran uang dari para pehobi burung di Indonesia ini luar biasa besar.

"Kedua kaitannya dengan ekonomi Indonesia, dengan penangkaran burung juga roda ekonomi, terutama ekonomi kerakyatan tumbuh," ucap Jokowi.

"(Menggerakkan ekonomi dari) pembuatan sangkar burung, makanan burung, semua jadi berkembang. Hitungan perputaran uangnya Rp 1,7 triliun," tambahnya.

Burung jadi investasi

Wakil Ketua Umum Komunitas Kicau Mania, Giri Prakosa, mengungkapkan banyak penghobi burung, rela merogoh duit ratusan juta demi membeli burung kicau yang diicarnya.

Bahkan, lanjut Giri, seorang pehobi burung kicaun yang berpengalaman yang beruntung menemukan 'bakat terpendam' seekor burung kicau, bisa menjadikannya sebagai sumber uang yang besar.

"Jangan salah, banyak pehobi yang berani bayar mahal, karena dia yakin burung yang dibelinya bisa menghasilkan uang lebih banyak lagi. Pelihara burung sudah jadi semacam investasi," kata Giri.

Ibarat audisi pencarian bakat, banyak pehobi burung memang sengaja berburu burung-burung kicau dari berbagai daerah di Indonesia.

Mereka rela mendatangi kota-kota di seluruh Indonesia demi mencari burung kicau yang sesuai. Apalagi, saat ini, sudah banyak event perlombaan burung kicau di sejumlah provinsi.

"Ada pehobi yang sudah berpengalaman sekali, yang tahu soal kualitas burung kicau. Dia beli mahal, sudah perhitungkan kalau burung yang diincarnya itu benar-benar layak (kicauannya)," ujar Giri.

"Dia perhitungkan berapa banyak peluang apakah ini burung kalau diikutkan kompetisi bisa menang lomba. Apakah bisa balik modal kalau dilombakan," tambahnya.

Dia mengasumsikan, rata-rata hadiah yang diterima juara pertama kompetisi kicau adalah 45 persen dari total dana yang terkumpul sebagai biaya pendaftaran.

"Jadi anggap saja di level kompetisi nasional kalau peserta lombanya 36 orang, harga tiket lombanya sampai Rp 10 juta, jumlah hadiahnya berarti Rp 162 juta. Kalau bisa menang sekali saja, sudah balik modal," ucapnya.

Sementara itu, harga tiket pendaftaran kompetisi kicau level daerah berkisar mulai dari Rp 500.000.

Investasi menjanjikan burung kicau, sambung Giri, tak cuma berasal dari hadiah lomba. Burung-burung yang memiliki suara kicauan apik juga jadi primadona untuk jadi indukan.

"Sekarang banyak burung kicau peliharaan berasal dari penangkaran. Burung itu ditangkarkan, anaknya bisa dijual lagi. Itu kan jadi duit lagi," kata Giri. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar