Naik Terus, Utang Luar Negeri Bengkak Jadi Rp5.545 Triliun

  • Senin, 16 September 2019 - 13:09:37 WIB | Di Baca : 1062 Kali

 

SeRiau - Utang luar negeri Indonesia terus merangkak naik. Berdasarkan data Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia mencapai US$395,3 miliar atau setara Rp5.545 triliun (kurs Rp14.038 per dolar AS) per Juli yang lalu. 

Utang tersebut tumbuh 10,3 persen secara tahunan. Pertumbuhan tersebut naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 9,9 persen. 

BI merinci, utang tersebut berasal dari beberapa sumber.  Pertama berasal dari utang pemerintah dan bank sentral yang sebesar US$197,5 miliar. 

Kedua, utang swasta termasuk BUMN sebesar US$197,8 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dikutip dari laman BI Senin (16/9) menyatakan penambahan utang tersebut dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto utang luar negeri dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Penguatan tersebut membuat utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.  Pertumbuhan ULN pemerintah meningkat juga sejalan dengan persepsi positif investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

"Peningkatan tersebut didorong oleh arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang tetap tinggi di tengah dinamika global yang kurang kondusif," katanya.

Meskipun meningkat, ia menyatakan utang luar negeri Indonesia sampai dengan Juli kemarin masih aman. Utang juga terkendali dan berstruktur sehat. 

"Pengelolaan utang pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Porsi pembiayaan tersebut yaitu, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 19,0 persen dari total utang, sektor konstruksi sebesar 16,4 persen, sektor jasa pendidikan  sebesar 16 persen, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 15,2 persen dan serta sektor jasa keuangan dan asuransi  sebesar13,9 persen. 

Sementara itu untuk swasta, utang tumbuh meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan investasi korporasi di beberapa sektor ekonomi utama. Posisi utang luar negeri swasta pada akhir Juli 2019 tumbuh 11,5 secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang hanya sebesar 11,1 persen. 

Peningkatan ULN swasta terutama bersumber dari penerbitan obligasi global oleh korporasi bukan lembaga keuangan. Secara sektoral, utang luar negeri swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. 

Kontribusi utang luar negeri di keempat sektor tersebut terhadap total utang swasta mencapai 76,6%. 

 

 


Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar