Data Inflasi AS Membaik, Harga Emas Tergelincir Tipis

  • Jumat, 12 Juli 2019 - 07:58:47 WIB | Di Baca : 1083 Kali

 

SeRiau - Harga emas untuk perdagangan Kamis (11/7/2019) ditutup sedikit tergelincir. Hal ini dikarenakan data inflasi Amerika Serikat lebih baik dari perkiraan.

Dikutip dari CNBC, Jumat (12/7/2019), harga emas di pasar spot turun 0,85 persen menjadi USD 1.406,8 per ounce, atau turun USD 6. Penurunan ini sekaligus menahan laju kenaikan yang sudah tejadi sehari sebelumnya.

Sementara untuk harga emas berjangka AS pengiriman Agustus naik 0,26 persen menjadi $ 1.408,8 per ounce. Harga emas telah menyentuh level tertinggi satu minggu di $ 1.426 di awal sesi.

Federal Reserve AS bulan lalu menurunkan proyeksi inflasi untuk 2019 menjadi 1,5 persen dari 1,8 persen. Namun, ini dinilai tidak mengubah harapan The Fed memangkas suku bunga bulan ini.

"Kami melihat data inflasi hari ini, menjadikan pasar hari ini mulai cooling down karena menahan ekspektasi rencana penurunan suku bunga tambahan, " kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.

"(Langkah Kamis) hanya penyesuaian fakta bahwa mungkin kemarin sudah sedikit naik, tetapi harga emas masih bertahan dengan baik di atas USD 1.400, dan sepertinya akan terus berada di atas $ 1.400," tambahnya.


Harga Emas Sempat Naik

Harga emas di pasar spot naik 1,5 persen pada hari Rabu setelah pernyataan dovish Ketua Fed Jerome Powell. Dimana ia mengkonfirmasi ekonomi AS masih di bawah ancaman dari produktifitas industri yang mengecewakan, inflasi yang terkendali dan perang dagang yang meningkat, dan mengatakan The Fed siap untuk bertindak sebagaimana mestinya.

Pernyataan ini jelas menekan laju dolar dan sekaligus memperpanjang pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.

Para pembuat kebijakan dari bank sentral AS dijadwalkan bertemu pada 30-31 Juli, di mana investor akan mencari petunjuk lebih lanjut tentang pelonggaran kebijakan moneter.

Emas menguat ke puncak enam tahun terakhir di USD 1,438.63 per ons pada bulan lalu. 

"Jika harga emas kembali tembus di atas USD 1.438 dapat menyebabkan penguatan kembali dengan USD 1.500 menjadi target level selanjutnya," tulis Hussein Sayed, kepala strategi pasar di FXTM.

 

 

 

 

Sumber Liputan6.com





Berita Terkait

Tulis Komentar