Bawaslu soal Banser Kawal TPS: Tak Boleh Ada Intimidasi

  • Selasa, 26 Maret 2019 - 18:40:12 WIB | Di Baca : 1237 Kali

SeRiau - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tak mempermasalahkan rencana Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Gerakan Pemuda Ansor yang akan mengawal setiap tempat pemungutan suara (TPS) pada Hari H Pemilu 2019. Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin hanya mengingatkan tak boleh ada aksi intimidasi kepada pemilih dalam pengawalan TPS.

Jika keberadaan Banser mengawal TPS adalah menjaga keamanan pemilu, kata dia, itu bukan masalah. Afifuddin mengimbau terpenting tidak ada upaya melarang atau menyudutkan pemilih untuk mencoblos caleg maupun capres tertentu di kotak pemungutan suara.

"Yang pasti tidak boleh ada intimidasi di sekitar TPS. Nah situasi apa yang dimaksud dengan (kehadiran Banser) di TPS nanti, kan belum tahu, baru kita tahu nanti (saat pemilu)," ujar Afifuddin di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (26/3).

Bawaslu juga mengimbau bagi kelompok masyarakat lain yang ingin melakukan hal serupa agar taat aturan. Terutama, kata dia, soal larangan intimidasi dan membawa atribut kampanye peserta pemilu.

Afifuddin kembali mengingatkan agar suasana penyelenggaraan pemilu di TPS harus menyenangkan untuk semua pemilih. "Harapan kita ya situasi di TPS benar-benar menyenangkan, benar-benar tidak ada ketegangan ya," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Komisioner KPU Viryan Aziz menyampaikan hal serupa. KPU menilai apa yang dilakukan Banser maupun GP Ansor sebagai bentuk partisipasi selama tidak melanggar aturan yang berlaku.

"Maknanya adalah kalau partisipasi masyarakat meningkat dari seluruh peserta pemilu nongkrongin TPS, apapun hasilnya tidak bisa diduga macam-macam," ucap Viryan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/3).

Sebelumnya, tagar #BanserAmankanTPS menjadi trending topic di Twitter. Video yang menayangkan Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyerukan Banser untuk mengawal TPS. Mereka sebut gerakan ini sebagai Rabu Putih.

Yaqut meresmikan sendiri gerakan ini saat Rapat Koordinasi Nasional yang diikuti seluruh Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor seluruh Indonesia di Bojonegoro, Jawa Timur, kemarin.

Selain memutihkan TPS, kader Ansor juga diminta mencoblos calon presiden dan wakil presiden yang berbaju putih di bilik suara. Hal itu disebut Yaqut sebagai upaya mengadang gerakan atau kelompok yang menolak NKRI.

"... untuk memutihkan TPS-TPS yang ada, untuk kita pilih calon presiden dan wakil presiden yang berbaju putih. Berani?" kata Yaqut dalam orasi yang direkam dan beredar di media sosial Twitter. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar