Lima Korporasi Migas Dituding Lobi-lobi Isu Lingkungan US$1 M

  • Sabtu, 23 Maret 2019 - 18:39:53 WIB | Di Baca : 1276 Kali

SeRiau - Institusi pengawas independen InfluenceMap menuding lima perusahaan minyak dan gas (migas) raksasa dunia telah menghabiskan US$1 miliar untuk melobi urusan yang bertentangan dengan kepentingan perubahan iklim, sejak kesepakatan iklim Paris berlangsung 2015.

Dilansir dari AFP, Jumat (22/3), InfluenceMap melaporkan lima perusahaan migas yakni, ExxonMobil, Shell, Chevron, BP dan Total masing-masing telah menghabiskan US$200 juta agar bisa tetap mengoperasikan dan mengembangkan energi fosil. Hal itu dilakukan meski sejumlah perusahaan tersebut berkomitmen untuk mendukung kesepakatan iklim Paris.

"Sektor bahan bakar fosil telah meningkatkan program strategis untuk mempengaruhi agenda iklim," ujar Direktur Pelaksana InfluenceMap Dylan Tanner kepada AFP, Jumat (22/3).

Tanner mengungkapkan kelompok pelobi dari perusahaan-perusahaan migas tersebut terus menerus menyerang rincian peraturan melalui lobi tingkat atas, termasuk untuk mengendalikan pandangan media terhadap perusahaan minyak dan perubahan iklim.

Dalam laporan yang dirilis InflueceMap, perusahaan migas raksasa berada di bawah tekanan pemegang saham yang ingin mengetahui dampak peraturan ramah lingkungan terhadap bisnis mereka.

Seiring peningkatan emisi gas rumah kaca yang telah mencapai level tertinggi pada tahun lalu, kelima perusahaan migas tersebut mampu meraup untung US$55 miliar.

Di saat bersamaan, Panel Perubahan Iklim Internasional (IPCC) mengeluarkan ajakan untuk memangkas penggunaan bahan bakar fosil secara radikal. Hal itu dilakukan untuk tetap menjaga kenaikan suku bumi tetap berada di ambang batas 1,5 derajat Celcius.

Dalam menyusun laporannya, InfluenceMap mengumpulkan akun, pelobi terdaftar, dan media komunikasi yang dirilis sejak 2015. Berdasarkan hal itu, lembaga pengawas ini menuding terdapat jarak yang besar antara komitmen perusahaan terhadap iklim dengan tindakan yang dilakukan.

Laporan tersebut menyatakan kelima perusahaan melakukan lobi dan penyampaian narasi melalui kontak langsung dengan pembuat kebijakan dan pejabat pemerintahan. Selain itu, perusahaan juga menghabiskan jutaan untuk membangun persepsi (branding) terhadap iklim serta mempekerjakan asosiasi perdagangan untuk mewakili kepentingan sektor pada diskusi publik.

"Riset menguak tren kampanye dengan pesan positif yang disusun secara hati-hati yang dikombinasikan dengan lobi kebijakan negatif pada perubahan iklim," demikian AFP mengutip riset InfluenceMap.

Riset juga mengungkap dari alokasi belanja modal kelima perusahaan yang mencapai US$110 miliar pada 2019, hanya US$3,6 miliar yang dialokasikan untuk mendukung skema rendah karbon.

Laporan dirilis sehari setelah Parlemen Eropa didesak untuk menutup akses pelobi ExxonMobil setelah perusahaan asal AS itu gagal menghadiri rapat dengar pendapat di mana para sanksi menyatakan perusahaan secara sengaja menyesatkan publik terkait perubahan iklim.

Laporan tersebut menyatakan Exxon menghabiskan US$56 juta per tahun untuk branding iklim dan US$41 juta per tahun untuk upaya lobi.

Pada 2017, pemegang saham Exxon meminta manajemen untuk membuka dampak kebijakan emisi yang lebih ketat menyusul kesepakatan Paris terhadap portofolio perusahaan.

"Bagaimana kami menerima perusahaan yang menghabiskan ratusan juta untuk lobi melawan tujuan Uni Eropa yang ingin mencapai kesepakatan Paris masih diberikan hak mengakses pembuat kebijakan?" ujar Peneliti Kebijakan Iklim Corporate Europe Observatory Pascoe Sabido yang tidak terlibat dalam laporan InflueceMap.

Selanjutnya, laporan juga menyatakan sebagian besar pengeluaran lobi terkait iklim dipusatkan di AS, kecuali Total.

Dua dari perusahaan yang dituding, Shell dan Chevron, menolak hasil temuan instansi watchdog tersebut.

Berdasarkan laporan tersebut, Chevron telah menghabiskan lebih dari US$28 juta untuk donasi politik di AS sejak 1990.

"Kami tidak setuju dengan pernyataan Chevron telah terlibat dalam branding dan lobi terkait iklim yang sangat bertentangan dengan Kesepakatan Paris," ujar juru bicara Chevron kepada AFP.

Juru bicara Chevron tersebut menyatakan perusahaan mengambil langkah untuk menangani risiko dari potensi perubahan iklim pada bisnisnya. Perusahaan juga berinvestasi pada teknologi dan peluag bisnis rendah karbon yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Bantahan keras atas temuan laporan juga dilontarkan oleh juru bicara Shell. Perusahaan dituding telah menghabiskan US$49 juta per tahun untuk lobi terkait iklim.

"Kami sangat jelas terkait dukungan kami terhadap kesepakatan Paris dan langkah-langkah yang kami ambil untuk membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap energi yang lebih besar dan lebih bersih," ujarnya kepada AFP.

Sementara itu, BP, ExxonMobil, dan Total tidak memberikan komentar terhadap temuan laporan tersebut. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar