KPU Cianjur Salah Input Data WN China Masuk DPT Pemilu 2019

  • Selasa, 26 Februari 2019 - 22:01:32 WIB | Di Baca : 1228 Kali

SeRiau - Anggota KPU Cianjur Anggy Shopia Wardany mengaku institusinya salah input data Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk pemilu 2019. Akibatnya, Nomor Induk Kependudukan (NIK) di e-KTP milik WN China Guohuin Chen sama dengan NIK warga Cianjur yang bernama Bahar dan terdata dalam DPT Pemilu 2019.

"Ada kesalahan dalam input data tepatnya untuk NIK. KPU akan segera memperbaiki kesalahan input data tersebut, termasuk memeriksa data belasan WNA lain, untuk mencegah adanya kesalahan serupa di mana NIK mereka masuk dalam DPT," katanya, dilansir Antara, Selasa (26/2).

Anggy mengatakan dari pembuktian yang ada, nama dan alamat Bahar di dalam DPT tercatat sebagai warga Kelurahan Sayang. Anggy mengatakan institusinya akan melakukan verifikasi terhadap 16 WNA di Cianjur yang telah memiliki e-KTP. 

Pada prinsipnya, kata dia, institusinya tidak memasukan WNA yang bekerja di Cianjur sebagai pemilih untuk pemilu 2019. Dia memastikan ini murni salah input data NIK.

Kapolres Cianjur, AKBP Soliyah mengatakan e-KTP WNA tersebut telah dikroscek ke Kantor Imigrasi dan Disdukcapil Cianjur. Hasil kroscek menyebut dua institusi, Imigrasi dan Disdukcapil Cianjur, membenarkan telah memberikan e-KTP sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan.

"Setelah disinkronkan ternyata ada perbedaan alamat, meskipun NIK WNA tercantum di DPT atas nama Bahar, bukan berarti dia mendapat hak pilih, namun karena ada kesalahan dalam input data," katanya. 

Soliyah mengatakan institusunya akan menelusuri akun di media sosial yang menyatakan di Cianjur ada WNA yang memiliki hak pilih. Polres, ujar dia, akan berkoordinasi dengan patroli siber, siapa yang membagikan pernyataan tersebut. 

Dia juga mengimbau semua pihak untuk tidak mudah menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Karena untuk saat ini, kata Soliyah, satu informasi dapat menjadi viral karena berbeda pandangan dan persepsi. 

"Segera kami telusuri karena pada kenyataannya hanya persoalan input data bukan WNA memiliki hak pilih. Kami harap semuanya bisa lebih selektif dan menyaring informasi yang beredar di media sosial," katanya. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar