Timses Capres-Cawapres Sepakat Perubahan Teknis Debat Kedua

  • Rabu, 30 Januari 2019 - 23:37:15 WIB | Di Baca : 1235 Kali

SeRiau - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Aria Bima mengapresiasi teknis debat kedua calon Presiden yang akan diselenggarakan pada 17 Februari. Menurutnya, debat capres bertemakan energi, lingkungan hidup, dan sumber daya alam yang akan berlangsung di Hotel Sultan itu lebih fleksibel.

Usai menghadiri rapat pleno dengan Komisi Pemilihan Umum bersama Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sand dan Hotel Sultan, Aria mengatakan perubahan teknis pada debat capres nanti ada di segmen 4 dan 5.

“Ada sedikit beda di segmen empat dan lima, lebih cair karena moderator tidak seperti terikat (waktu) setiap kandidat akan diberikan lebih,” kata Aria di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2019).

Politisi PDIP itu mengatakan meski segmen 4 dan 5 lebih bebas, namun tidak ada penambahan durasi. Setiap segmentasi tetap berdurasi 15 menit.

Perbaikan teknis seperti ini menurut Aria akan menimbulkan efek positif bagi peserta debat capres. Sebab kandidat akan leluasa melontarkan pertanyaan atau menanggapi argumentasi lawan.

“Saya kira itu supaya lebih hidup lebih cair dan Paslon juga akan lebih (leluasa) menyampaikan jawaban pertanyaan dan suasana debatnya akan muncul,” tukasnya.

BPN Setuju

Selaras dengan TKN, dari kubu Paslon 02, Priyo Budi Santoso juga setuju dengan perubahan teknis pada debat kedua. Yang intinya, pihak BPN menginginkan nuansa debat serta originalitas gagasan calon Presiden dapat dinilai oleh masyarakat.

“Tentu kami sepakat segmen 4 lebih cair,” kata Priyo.

Perubahan teknis debat kali ini merupakan perbaikan dari debat pertama pada 17 Januari dengan tema penegakan hukum, HAM, korupsi, dan teroris.

Debat pertama mendapat kritik karena gagasan kandidat capres-cawapres dianggap tidak orisinil. Terlebih kisi-kisi pertanyaan terlebih dahulu diberikan KPU kepada dua paslon seminggu sebelum debat dimulai. Selain itu pengaturan durasi juga dianggap membatasi kandidat. (**H)


Sumber: Liputan6.com





Berita Terkait

Tulis Komentar