Aturan Bagasi Berbayar Mulai Diterapkan Hari Ini

  • Selasa, 22 Januari 2019 - 13:10:49 WIB | Di Baca : 1464 Kali

 

SeRiau - Mulai hari ini pemerintah membolehkan maskapai penerbangan untuk mulai menerapkan bagasi berbayar, karena persiapan maskapai dinilai sudah cukup. 

Di antaranya Lion Air siap memberlakukan kebijakan baru tersebut. Nantinya, setiap calon penumpang (kecuali bayi), hanya diperbolehkan membawa satu bagasi kabin dengan maksimum berat 7 kg dan satu barang pribadi (personal item) seperti tas laptop, binocular, tas jinjing wanita. 

Ketentuan maksimum ukuran dimensi bagasi kabin adalah 40x30x20 cm. Apabila melanggar aturan tersebut, penumpang wajib membayar kelebihan berat bagasinya.

Menurut Menhub Budi Karya Sumadi, ketentuan bagasi berbayar ini telah dilakukan sosialisasi selama dua pekan. Hal ini dinilai sudah cukup sehingga diperbolehkan untuk mulai menerapkan kebijakan ini. "Karena memang sesuai regulasi dan sudah dilakukan sosialisasi selama 2 minggu, ya memang musti berlaku," ujarnya dilansir dari Harian Neraca, Selasa (22/1/2019).

Dia menilai, maskapai yang akan menerapkan kebijakan ini sudah melakukan persiapan secara baik. Salah satunya soal antrean check-in untuk bagasi."(Persiapan maskapai?) Sudah baik," ujarnya. Budi Karya menyebutkan, aturan kargo atau bagasi berbayar yang kini diterapkan sejumlah maskapai penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier-LCC) bisa menyelamatkan keuangan perseroan.

Menurut dia, kondisi industri penerbangan tengah menghadapi situasi yang dinilainya sulit. Selain itu, beberapa waktu lalu juga Indonesia National Air Carrier Association (INACA) baru saja memutuskan untuk menurunkan tarif tiket pesawat untuk rute domestik. "Secara industri, memang ada usulan-usulan yang konstruktif sekaligus menjawab mengenai kargo. Pengurangan kargo itu dalam upaya agar tarif LCC bisa dipertahankan," ujarnya.

Namun, aturan ini tidak berlaku bagi penumpang yang sudah membeli tiket sebelum 8 Januari 2018. Nantinya, setiap calon penumpang (kecuali bayi), diperbolehkan membawa satu bagasi kabin (cabin baggage) dengan maksimum berat 7 Kg dan satu barang pribadi (personal item) seperti tas laptop, perlengkapan bayi, bahan membaca, binocular, tas jinjing wanita (hand luggage). Ketentuan maksimum ukuran dimensi bagasi kabin adalah 40x30x20 cm.

Setiap pelanggan yang membawa barang bawaan atau bagasi lebih dari ketentuan bagasi perorangan yaitu 7 kg akan dikenakan biaya kelebihan bagasi sesuai tarif yang berlaku pada hari keberangkatan. 

Penerbangan Lion Air Group juga memberlakukan bahwa beberapa barang yang diikat atau dibungkus jadi satu tidak akan dianggap sebagai satu buah bagasi kabin.

Sebelumnya, Lion Air tidak lagi memberlakukan bagasi cuma-cuma 20 Kg per penumpang. Sementara, untuk Wings Air, tidak diberlakukan bagasi cuma-cuma 10 Kg per penumpang. 

Maskapai lainnya, manajemen Citilink mengaku sudah menyerahkan pengajuan proposal mengenai bagasi berbayar kepada Kemenhub beberapa waktu lalu.

Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo pernah mengatakan untuk merealisasikan kebijakan baru itu manajemen akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat selama dua minggu, termasuk menyiapkan infrastrukturnya. "Sosialisasi atau edukasi harus dua minggu, itu disampaikan ke penumpang dan regulator untuk memberi masukan kalau ada yang kurang," ujarnya, pekan lalu. .

Untuk infrastrukturnya sendiri, maskapai penerbangan juga harus memastikan kesiapan counter khusus untuk bagasi berbayar. Hal itu dilakukan agar tak terjadi antrean panjang di bandar udara (bandara). "Ini harus bisa ditunjukkan ke pemerintah. Itu semua sedang kami siapkan . Butuh waktu tapi kebijakan harus dijalankan," ujar Juliandra.

Hanya saja, dia tak menyebut pasti berapa tarif yang akan diberlakukan bagi penumpang. Yang pasti, kebijakan baru ini bakal menambah pendapatan sampingan anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ini. "Ini bagian dari pendapatan tambahan untuk bertumbuh 10% dari total pendapatan, targetnya nanti setelah penghapusan bagasi gratis ini total pendapatan tambahan menjadi 20% dari total pendapatan," ujarnya.

Selain dari bagasi berbayar, tambahan pendapatan Citilink Indonesia berasal dari iklan dan penjualan makanan di dalam pesawat. Menurut dia, perusahaan perlu memutar otak untuk mengerek pendapatan agar bisa mencetak keuntungan. "2018 kemarin sangat susah perusahaan penerbangan cetak keuntungan, ini karena harga avtur, lalu dolar Amerika Serikat (AS) yang naik," tutur Juliandra.

 

 


Sumber Okezone





Berita Terkait

Tulis Komentar