Partai Berkarya Berencana Polisikan Ahmad Basarah Gara-gara

  • Jumat, 30 November 2018 - 13:42:14 WIB | Di Baca : 1242 Kali

 

SeRiau - Partai Berkarya berencana melaporkan juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah ke Polri.
Basarah akan dilaporkan atas pernyataannya bahwa Presiden ke-2 RI Soeharto adalah bapak korupsi di Indonesia.

"Betul, kami akan melaporkan," ujar Ketua DPP Partai Berkarya Badarudin Andi Picunang saat ditanya Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (30/11/2018).

Rencananya, laporan tersebut akan dilayangkan pekan depan.
Saat ini Andi beserta kawan-kawannya masih berkoordinasi dengan keluarga Soeharto terlebih dahulu. Namun ia yakin keluarga Soeharto menyetujui rencana pelaporan itu.

"Tapi tetap kami akan koordinasi dengan keluarga Pak Harto dulu," ujar Andi.

Diberitakan, Basarah menyebutkan, maraknya korupsi di Indonesia dimulai sejak era Presiden Soeharto. Karena itu ia menyebut Soeharto sebagai guru dari korupsi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Basarah menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyatakan korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.

"Jadi, guru dari korupsi indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11 tahun 1998 itu mantan Presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo," kata Basarah usai menghadiri diskusi di Megawati Institute, Menteng, Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Karena itu, lanjut Basarah, dengan menyinggung permasalahan korupsi, Prabowo seperti memercik air di dulang terpercik muka sendiri. Sebab menurut Basarah, Prabowo menjadi bagian dari kekuasaan Orde Baru.
 
Pernyataan Basarah itu sempat diprotes Berkarya. Andi sendiri tidak setuju dengan pernyataan Basarah tersebut.
"Bapak H.M Soeharto adalah bapak bangsa dan peletak dasar pembangunan NKRI yang terjaga hingga saat ini," ujar Ketua DPP Partai Berkarya Badarudin Andi Picunang melalui siaran pers resmi, Rabu (28/11/2018).

Andi menegaskan, praktik korupsi tidak hanya terjadi di era Soeharto. Korupsi sudah ada semenjak zaman penjajahan Belanda di bumi nusantara.

Oleh sebab itu, tidak pantas apabila julukan bapak korupsi hanya disematkan pada Soeharto secara personal.

"Korupsi itu sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda. Maka julukan bapak korupsi tak pantas dialamatkan pada H.M Soeharto, Presiden ke-2 RI yang punya jasa membangun bangsa ini. Beliau tidak pernah mengajarkan korupsi," ujar Andi.

Justru, lanjut Andi, pada zaman Soeharto, jarang ada kasus korupsi seperti yang saat ini terjadi dan tersiar di media massa.

 

 

 

Sumber KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar