Bos PLN Sebut Idrus Marham Sempat Minta 30 Mobil Jenazah

  • Kamis, 25 Oktober 2018 - 17:17:52 WIB | Di Baca : 1188 Kali

 


SeRiau - Mantan Menteri Sosial Idrus Marham disebut pernah meminta 30 unit mobil jenazah untuk masjid di sejumlah daerah kepada PLN. Kesaksian itu disampaikan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir dalam sidang kasus dugaan suap proyek PLTU Mulut Tambang Riau-1, dengan terdakwa Johannes Kotjo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (25/10). 

Sofyan mengatakan, permintaan itu disampaikan Idrus saat berkunjung ke rumahnya. Saat itu Idrus datang bersama Kotjo dan mantan pimpinan Komisi VII DPR, Eni Maulani Saragih.

"Pak Idrus bicara soal agama dan kebutuhan mobil untuk masjid karena (saat itu menjabat) Mensos," ujar Sofyan.

Dalam kesempatan yang sama, Sofyan juga menyampaikan kebutuhan PLN terkait kepentingan listrik di daerah tertinggal. Ia mengaku sempat meminta anggaran untuk pemasangan jaringan listrik kepada Idrus selaku Mensos.

"Memang kan banyak rumah yang enggak bisa pasang listrik. Orang miskin enggak bisa bayar meteran listrik, saya minta uang Kemensos soal itu," katanya. 

Permintaan itu juga pernah disampaikan oleh Eni melalui telepon. Dalam rekaman telepon yang diputar jaksa penuntut umum, Eni mengingatkan kebutuhan Idrus yang dinilai penting. 

Eni menyebut, '....karena ini terkait dengan yang kemarin, penting juga buat bang Idrus kita.' Menurut Sofyan, percakapan yang dimaksud Eni terkait permintaan 30 unit mobil jenazah tersebut. 

Sofyan mengaku pernah menawarkan bantuan mobil jenazah itu melalui dana program Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) PLN. Namun, PLN hanya mampu membantu tiga unit mobil jenazah.

Sementara sisanya Sofyan menyarankan supaya Idrus meminta kepada Kotjo selaku pengusaha.

"Saya bilang, mungkin sama Pak Kotjo ya karena perusahaan bisa kasih dana bantuan sosial melalui CSR. Tapi saya enggak tahu jadi minta apa enggak," kata Sofyan. 

Dalam perkara ini, Kotjo didakwa menyuap Eni dan Idrus agar mendapat proyek Independent Power Producer (IPP) PLTU Mulut Tambang Riau-1 yang dikerjakan PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI), China Huadian Engineering Company Ltd., termasuk Blackgold Natural Resources milik Kotjo. Ia disebut akan menerima fee 2,5 persen dari nilai proyek senilai US$ 900 juta. 

 

 

Sumber CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar