IMF Bakal Naikkan Kuota Iuran Negara-Negara Berkembang Seperti RI

  • Sabtu, 13 Oktober 2018 - 20:31:21 WIB | Di Baca : 1198 Kali

SeRiau - Dana Moneter International atau IMF berencana menambah porsi iuran bagi negara-negara anggotanya, khususnya negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Direktur Eksekutif IMF, Juda Agung mengatakan, penambahan porsi iuran tersebut perlu dilakukan lantaran demi memperkuat ketahanan institusi tersebut di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global saat ini yang terus terjadi.

"IMF perlu perkuat sumber dayanya, karena kalau ada krisis global lagi pasti banyak yang minta bantuan IMF, seperti Argentina kemarin. Sumber dayanya dalam bentuk penambahan kuota iuran," katanya saat ditemui di Nusa Dua, Bali, Sabtu 13 Oktober 2018.

"Ini memang sudah jadi agenda yang dikenal 15 general review of quota, di mana negara-negara akan tambah kontribusinya," kata dia.

Di samping itu, lanjut dia, penambahan porsi iuran negara-negara berkembang akan berpengaruh pada penambahan kekuatan suara mereka di IMF. Lantaran suara di IMF ditentukan berdasarkan seberapa besar kepemilikan saham mereka di lembaga tersebut, bukan berdasarkan kuota suara sebagaimana di PBB yang menganut sistem one country one vote.

"Kalau di IMF berdasarkan ukuran ekonomi. Manfaatnya karena menentukan saham menentukan keputusan yang harus diambil. Tentu dengan negara yang suara lebih bisa tentukan keputusan tersebut, apalagi mereka kolaborasi," tuturnya.

Dia pun mengungkapkan, pada dasarnya, negara-negara berkembang seperti Indonesia, China, Brasil, maupun India, masih berada di bawah level representasi yang semestinya dalam IMF. Sehingga menurutnya penambahan kuota iuran tersebut perlu terus ditingkatkan.

"Sekarang ini emerging market seperti China, India, Brasil, termasuk Indonesia sahamnya masih rendah dari seharusnya. Sehingga kita dorong agar kuotanya dinaikkan," paparnya.

Dia mengatakan, kebijakan penambahan porsi iuran negara-negara berkembang ini akan diputuskan paling lambat di annual meeting IMF-WB tahun depan.

“Waktunya memang sudah mendesak. Ini akan kita dorong supaya negara-negara berkembang kuat, kuota kita meningkat," ujarnya menambahkan. (**H)


Sumber: VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar