Ini Tantangan Ekonomi RI Tahun Depan versi Sri Mulyani

  • Senin, 24 September 2018 - 15:33:01 WIB | Di Baca : 1233 Kali

SeRiau - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bicara soal proyeksi ekonomi Indonesia di tahun 2019. Untuk mengetahui perkiraan ekonomi Indonesia ke depan, perlu ditarik kondisi ekonomi Indonesia setahun ke belakang atau sebelumnya.

Sri Mulyani mengatakan, optimisme terhadap ekonomi 2019 bisa dirasakan dari paruh kedua tahun lalu. Kinerja ekspor Indonesia mulai mengalami peningkatan dari sebelumnya yang mengalami kontraksi karena kondisi ekonomi dunia.

"Untuk di 2018 optimisme muncul di semester II-2017 menggambarkan pick up growth muncul dari sisi agregat demand dan agregat supply. Demand ekspor positif tadinya mulai 2014 always kontraksi," kata Sri Mulyani Dalam acara Indonesia Economic Outlook Forum di Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018).

Akan tetapi, peningkatan ekspor tidak lebih tinggi dari impor. Peningkatan impor, kata Sri Mulyani, terjadi pada impor barang modal dan bahan baku yang mencerminkan adanya investasi.

"Ternyata percepatan impor lebih cepat dibandingkan ekspor, sehingga current account deficit (CAD) semester I-2018 US$ 13,5 miliar," ujar Sri Mulyani.

Mengenai defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), Sri Mulyani mengatakan angka tersebut akan semakin turun rasionya terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit APBN tahun depan ditargetkan mendekati 2% terhadap PDB dan tahun depan lebih rendah lagi.

"Fiscal policy juga mengikuti undang-undang di bawah 3%. Sekarang mendekati 2%, tahun depan turun lagi," ujar Sri Mulyani.

Tantangan ekonomi Indonesia tahun depan juga masih dihadapi oleh rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) tersebut akan mempengaruhi arus modal yang masuk ke negara berkembang termasuk Indonesia.

"Bunga The Fed naik dan tightening terjadi dan policy Amerika Serikat membuat memunculkan dinamika capital flow," tutur Sri Mulyani.

Untuk merespons hal tersebut, sejumlah kebijakan juga dilakukan untuk meredam dampak dari faktor eskternal tersebut. Penyesuaian suku bunga acuan hingga intervensi di pasar uang dilakukan otoritas moneter.

"Policy nation nya apa suku bunga, exchange rate dan intervensi," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di level 5,3% atau sedikit lebih tinggi dari target tahun ini di 5,2%. 

"Jadi sampai hari ini growth tahun depan 5,3% agregat demand dan agregat supply. Demand supply dari sisi konsumsi 5,1% dan investasi di 7%, ekspor 6,3% dan impor dijaga di 7,1%. Sehingga total 5,3%," tutur Sri Mulyani.

Dari sisi supply, sektor pertanian akan tumbuh mendekati 4%, sektor pertambangan akan membaik meski masih harus berjuang cukup berat. Sektor manufaktur juga diharapkan bisa tumbuh di atas 5% karena akan berdampak banyak pada sub sektor perekonomian Indonesia. (**H)


Sumber: detikFinance





Berita Terkait

Tulis Komentar