SeRiau - Juru bicara (Jubir) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ruhut Sitompul menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai pelatih bagi politisi untuk memenangkan konstelasi politik. Tapi, saat dia turun langsung sebagai pemain dalam konstelasi itu maka akan kalah.

Ruhut mencontohkan ketika eks Danjen Kopassus itu mengusung Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2018, pasangan didukung Gerindra dan PDIP menang. Begitu juga di Pilgub Sumut 2018, Prabowo mendukung Edy Rahmayadi dan juga terpilig jadi gubernur.

"Saya katakan Pak Prabowo itu seorang pelatih. Dia pelatih Pak Jokowi dan Pak Ahok, pelatih untuk jadi gubernur DKI. Mengalahkan siapa? mengalahkan Fauzi Bowo. Aku (waktu itu) di Fauzi Bowo loh. Kalah aku," kata Ruhut di Posko Cemara, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).

Prestasi Prabowo sebagai pelatih, menurut Ruhut, berbanding terbalik ketika dia menjadi pemain di pertarungan Pilpres. Prabowo selalu tumbang ketika meju di Pilpres sejak 2009.

"Memang dia pelatih kok. Tapi tidak selalu pelatih itu kalau bermain itu bagus. Nah dia kalau jadi pemain kalah terus. Sudah tiga kali. Itu fakta kok apa yang saya bicarakan," imbuh mantan juru bicara Partai Demokrat itu.

Ruhut menegaskan, kembalinya Prabowo menjadi pemain di ajang Pilpres 2019 merupakan keputusan yang blunder, karena akan menambah daftar panjang rekor buruknya kala mengikuti pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Tapi nanti yang menang (Pilpres 2019) Jokowi," pungkasnya.

Sumber Okezone