Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Tertinggal, Sekjen PAN Bandingkan dengan Pilkada DKI

  • Rabu, 22 Agustus 2018 - 06:06:12 WIB | Di Baca : 1142 Kali

SeRiau - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menuturkan, peluang Prabowo-Sandiaga untuk menyusul elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih ada.

Sebab, masih ada waktu sekitar 8 bulan lagi sebelum pelaksanaan Pilpres 2019.

“Saya pikir masih ada waktu yang cukup bagi kita untuk menyosialisasikan pasangan calon kita dengan sentimen yang positif. Saya pikir punya modal yang baik untuk meningkatkan elektabilitas pada bulan-bulan yang akan datang,”ujar Eddy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/8/2018).

Hal itu Eddy katakan menanggapi survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dirilis pada Selasa (21/8/2018).

Jokowi-Ma'ruf dipilih oleh 52,2 persen responden, sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga 29,5 Persen.

Eddy memberikan contoh saat Pilkada di DKI Jakarta 2017 dimana pasangan Anies-Sandi mulai dari elektabilitas rendah hingga akhirnya bisa mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

“Perlu diketahui juga bahwa Anies-Sandi waktu di Pilkada DKI Jakarta itu mulai dari elektabilitas dhuafa, justru pada akhirnya mengalahkan petahana,” kata Eddy.

Di sisi lain, Eddy mengatakan akan melakukan sosialisasi program pasangan Prabowo-Sandi secara gencar dan masif ke konstituen.

Lebih lanjut, kata Eddy, pihaknya akan terus mempromosikan beberapa program yang diusung oleh pasangan Prabowo-Sandi.

“Program yang kita lakukan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Kita nggak mau bikin program yang terlalu muluk-muluk dan sulit untuk dicerna,” kata Eddy.

Menurut Eddy, nantinya program tersebut lebih detail, mikro, serta relevan yang dibutuhkan masyarakat saat ini.

“Misalnya untuk ibu-ibu relevannya adalah masalah harga bahan pokok, kalau untuk kalangan pengusaha misalnya suku bunga tinggi, terus kemudian pertumbuhan suku rendah, rendahnya nilai rupiah bagaimana untuk menanggulanginya,” tutur Eddy.

Sebelumnya, peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfarabi mengungkapkan, dari enam kantong pemilih yang dianggap penting, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul di lima kantong pemilih.

Sementara Prabowo-Sandiaga Uno hanya unggul di satu kantong pemilih.

Jokowi-Ma'ruf unggul pada pemilih Muslim, pemilih non-Muslim, masyarakat ekonomi rendah, perempuan, dan milenial.

Sementara itu, Prabowo-Sandiaga Uno hanya unggul di kantong pemilih kaum terpelajar.

Meski hanya unggul di satu kantong pemilih, Prabowo-Sandiaga dinilai masih punya peluang untuk menaikkan elektabilitas.

Sebab, Prabowo-Sandiaga unggul pada kantong kaum terpelajar yang dinilai penting karena bisa menjadi pengiring opini.

Survei LSI Denny JA dilakukan pada 12-19 Agustus 2018. Metode yang digunakan multistage random sampling di 34 provinsi.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner kepada responden sebanyak 1.200 orang. Adapunmargin of error survei LSI Denny JA tersebut 2,9 persen. (**H)


Sumber: KOMPAS.com





Berita Terkait

Tulis Komentar