Gempa di NTB, BMKG Prediksi Gelombang Tsunami Paling Tinggi Setengah Meter

  • Ahad, 05 Agustus 2018 - 20:37:05 WIB | Di Baca : 1584 Kali

SeRiau - Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah menemukan laporan tsunami usai gempa bumi berkekuatan 7,0 SR mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Meski prediksi gelombang paling tinggi hanya setengah meter, tapi kami minta masyarakat segera jauhi bibir pantai dan mencari tempat yang jauh lebih tinggi. Upayakan untuk tetap tenang dan tidak panik," ungkap Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (5/8). 

Dwikorita mengatakan gelombang tsunami yang tiba bisa saja berbeda-beda.

"Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar," tuturnya. 

Diungkapkan, hingga saat ini BMKG terus memantau kondisi terkini pasca gempa dan berkoordinasi dengan pihak- pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 

"Terus kami pantau dari Pusat Gempa Nasional di Jakarta, termasuk potensi terus terjadinya gempa susulan," terangnya.

Dwikorita memaparkan hingga pukul 19.51 WIB, telah terjadi 16 kali gempa susulan namun dengan magnitudo yang jauh lebih kecil. Namun demikian, Ia meminta masyarakat untuk terus waspada dan tidak mendiami bangunan atau rumah yang rawan runtuh. 

Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/8) mengatakan, tsunami setinggi 10 centimeter mulai masuk ke daratan.

"Ketinggian tsunami yang masuk kedaratan 10 cm dan 13 cm. Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter. Waktu peringatan dini hingga BMKG menyampaikan pengakhiran peringatan tsunami," kata Sutopo.

Sutopo mengatakan peringatan dini tsunami telah diaktivasi. Potensi tsunami terjadi di pantai Lombok Barat bagian utara dengan status waspada dan pantai Lombok Timur bagian Utara dengan status Waspada. 

"Waktu kedatangan tsunami diperkirakan pada 5/8/2018 pukul 18.48.35 WIB. Status Waspada artinya Pemda yang berada di status Waspada memperhatikan peringanan dini dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai," katanya.

Sutopo mengatakan kemungkinan air laut akan naik ke daratan tetapi kedalaman berkisar kurang dari 0,5 meter.

BPBD telah memerintahkan masyarakat untuk menjauh dari pantai. Gempa dirasakan di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, Pulau Bali hingga Jawa Timur bagian Timur. 

Selain itu, Sutopo mengatakan guncangan sangat keras dirasakan di Kota Mataram. Masyarakat berhamburan keluar rumah. 

"Masyarakat berlalu lalang di jalan dengn kondisi gelap karena listrik padam. Selain guncangan gempa susulan dirasakan. Hingga saat ini telah ada 14 kali gempa susulan," katanya.

Dengan melihat kondisi tersebut diperkirakan kerusakan bangunan banyak terjadi terjadi di Kota Mataram. Umumnya bangunan-bangunan yang dibangun dengan kurang memperhatikan kontruksi tahan gempa akan mengalami kerusakan jika terkena guncangan gempa dengan intensitas di atas VI MMI Apalagi saat ini di Kota Mataram intensitas gempa VIII MMI.
 
Sementara itu Yaumul Mizan, warga Mataram mengatakan air laut masih normal. 

"Gempanya 7.0 semua pada ribut dan sudah keluar. Ada isu air laut naik. Tapi saya tanya ke teman saya di Ampenan air lautnya normal," kata Yaumul kepada CNNIndonesia.com. 

Isu dan peringatan tsunami membuat warga Lombok menyelamatkan diri ke dataran tinggi.

"Saya lagi perjalanan menuju dataran tinggi. Ada namanya Narmada. Ini orang-orang sedang menuju ke sana. Saya naik motor terpisah sama keluarga."

Sementara itu, gempa susulan masih terus terjadi di Lombok. Yaumul mengatakan sudah merasakan gempa yang cukup kencang selama tiga kali. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar