Golkar Klaim Setia Walau Parpol Pendukung Jokowi Belum Jelas

  • Jumat, 13 Juli 2018 - 00:37:01 WIB | Di Baca : 1126 Kali

SeRiau - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyerahkan sepenuhnya pemilihan calon wakil presiden kepada Presiden Joko Widodo. Airlangga berpendapat siapa pun kandidat yang sudah dikantongi Jokowi partainya akan menghormati.

"Karena partai politik termasuk Golkar sudah menyerahkan siapa yang mendampingi beliau adalah hak prerogatif Pak Presiden, jadi kita ikuti saja," ujar Airlangga, Kamis (12/7).

Menteri Perindustrian itu juga nampak tak terlalu memusingkan keberadaan namanya yang masuk ke dalam bursa cawapres Jokowi. Begitu pula keberadaan kandidat cawapres dari nonpartai, Airlangga tak mau memusingkannya lebih jauh.

"Kami tidak menanggapi mengenai calon karena sudah menyerahkan pilihan nama itu ke Pak Presiden, jadi kita tak memilih atau memilah lagi," imbuhnya.

Hingga saat ini, Golkar terus mengembuskan nama Airlangga sebagai cawapres ideal pendamping Jokowi untuk Pilpres 2019. Golkar menilai Airlangga cocok mendampingi Jokowi lantaran punya latar belakang ekonomi dan politik yang kuat. 

Kendati demikian Airlangga menegaskan bahwa partainya bakal mendukung apa saja keputusan Jokowi dan menjaga komitmen tersebut di masa depan.

Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Dave Laksono memperkuat pernyataan Airlangga. Dave berkata kemungkinan partai berubah haluan dari mendukung petahana ke pihak lain sangat kecil. Ia mengibaratkan kemungkinan itu laksana komet jatuh.

"Jadi kalau mengubahnya itu ya harus mengubah di Munas bukan pakai Twitter," tukas Dave yang ditemui dalam kesempatan yang berbeda.

Dave juga menjelaskan sebelum ada Munas, perlu ada permintaan dari dua pertiga dari total DPD Golkar di seluruh Indonesia. Dan menurutnya, pembahasan Golkar hengkang dari koalisi partai pendukung tidak ada dalam tubuh partai.

Parpol Koalisi Jokowi Masih Belum Jelas

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jendral Partai Golkar Sarmuji menyebut bahwa partai politik pengusung presiden Jokowi di Pilpres 2019 mendatang masih belum terlihat jelas bentuknya hingga saat ini. 

Ia mengatakan bahwa secara formal koalisi tersebut belum diresmikan dan hanya sebatas gambaran peta koalisi semata.

"Koalisi [Jokowi]  ini kan belum jelas. Sekarang kan belum clear. Sekarang memang sudah tergambar, tapi kan belum [diresmikan] secara formal," ujar Sarmuji saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Kemanggisan, Jakarta Barat, Kamis (12/7).

Sarmuji mengatakan memang saat ini telah ada lima parpol yang mendukung Jokowi. Mereka diantaranya PDIP, Golkar, PPP, Hanura, dan NasDem.

Meski begitu, para parpol tersebut baru sebatas medukung Jokowi dan belum diresmikan secara formal melalui mekanisme hitam di atas putih. 

Oleh sebab itu, ia mengungkapkan bahwa Jokowi merasa kesulitan untuk membuat keputusan tokoh yang bakal mendampinginya sebagai cawapres di Pilpres 2019 mendatang.

Sebab, keputusan tersebut harus melalui mekanisme pembahasan bersama partai koalisi pengusung yang sudah secara formal terbentuk.

"Dugaan saya, ini dugaan, deklarasi dukungan dulu [secara formal], baru bicarakan cawapres. Jadi pendukung Pak Jokowi, itu nanti yang diajak ngomongin cawapres," ujarnya.

Sarmuji mengatakan bahwa kemungkinan bagi parpol lain untuk masuk ke dalam koalisi Jokowi masih terbuka lebar karena belum jelasnya koalisi itu.

Ia lantas mencontohkan bahwa Partai Demokrat yang belum menentuntukan sikapnya soal capres kemungkinan bisa merapat dan bergabung ke koalisi Jokowi untuk mendukungnya di pilpres mendatang. 

"Jadi kita belum tahu, Demokrat yang sekarang aja masih ngambang juga nggak tahu tiba-tiba nanti dukung Jokowi, " pungkasnya. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar