Neraca Perdagangan Tekor Lagi, RI Siapkan Strategi Khusus

  • Senin, 25 Juni 2018 - 14:50:04 WIB | Di Baca : 1143 Kali

SeRiau - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis defisit neraca perdagangan  Indonesia pada Mei 2018 sebesar USD 1,52 miliar. Pada bulan tersebut, ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 16,12 miliar, sedangkan impornya mencapai USD 17,64 miliar.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah akan segera mengambil langkah agar defisit perdagangan dapat segera berakhir. Mengingat defisit perdagangan terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir, seperti pada April lalu defisit USD 1,63 miliar.

"Tadi juga di istana dialog dengan Presiden, fokus kita mendorong supaya neraca perdagangan cepat selesai defisitnya. Ya itu tidak bisa dipilih-pilih tidak bisa satu-satunya impor atau ekspor, tapi harus keduanya," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Senin (25/6/2018).

Melihat tingginya impor konsumsi, Darmin mengatakan, pertumbuhan konsumsi bulan ini tinggi, namun porsinya tidak sebesar bulan sebelumnya. "Konsumsi memang agak tinggi pertumbuhannya walaupun porsinya tidak besar jadi harus dilengkapi penjelasannya seperti itu," jelasnya.

Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, pemerintah belum dapat menentukan kapan defisit neraca perdagangan berakhir. Pemerintah akan terus mendorong defisit mengecil, salah satunya melalui peningkatan ekspor.

"Kita tidak mau berlama-lama. Segera selesai, kalau tidak dalam situasi ancam mengancam perang dagang kita akan terpengaruh. Di mana keuangan global pasti terpengaruh, kita akan tertekan lebih banyak. Sudah terpengaruh oleh AS menaikkan tingkat bunga, kemudian ada lagi persoalan neraca perdagangan yang defisit kita harus selesaikan," jelasnya.

"Ya jangan ditanya beberapa bulan persisnya. Ini kan bukan ngurusin satu orang, ini kan ngurusin banyak sekali orang tetapi kita percaya ini tidak lama akan kita selesaikan," tandas Darmin Nasution. (**H)


Sumber: Liputan6.com





Berita Terkait

Tulis Komentar