Kontroversi Amien Rais Yakin Allah Lengserkan Jokowi

  • Kamis, 31 Mei 2018 - 06:22:16 WIB | Di Baca : 1611 Kali

SeRiau - Serangan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais kepada Presiden Joko Widodo kembali menuai kontroversi. Kali ini, Amien menyebut Jokowi akan menjadi pemimpin yang dilengserkan Allah.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Amien menyampaikan sambutan dalam acara Rakornas PA 212 di Aula Sarbini, Taman Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (29/5). Bahkan ketika mengatakannya, Ketua Dewan Penasihat PA 212 itu sambil menunjuk-nunjuk foto Jokowi yang ada di dinding aula ruang acara.

"Kita melihat secara jelas, kita perhatikan pemimpin yang akan dilengserkan Allah itu biasanya langkahnya dari salah ke keliru, dari keliru ke blunder, salah lagi dan seterusnya," kata Amien.

Dia pun yakin pernyataannya itu akan terwujud. Menurut Amien, malaikat bakal membantu mewujudkannya.

"Saya yakin sekali, memang ini (menunjuk foto Jokowi-JK) insyaallah tangan malaikat yang mengatur ya," ucapnya.

Pernyataan Amien tentu saja mendapat reaksi keras dari partai-partai pendukung Jokowi. PDIP berharap eks Ketua MPR itu bisa mendapat pencerahan agar tidak terus menerus 'menyerang' Jokowi.

Kita berdoa untuk Pak Amien Rais agar tetap sehat diberikan pencerahan oleh Allah, agar bisa menjalankan tugasnya, termasuk memberikan pandangan dan kritik yang membangun untuk kepentingan bangsa," ungkap Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira kepada wartawan, Rabu (30/5/2018).

Sementara itu Partai Golkar memberi sindiran kepada Amien dalam upayanya membela Jokowi. Golkar memberi sentilan kepada Amien soal partainya yang hingga kini belum menentukan sikap di Pilpres 2019, namun dia sudah banyak memberi kritik ke petahana Presiden.

Sekarang ini belum waktunya berkampanye mengganti presiden. Toh hingga saat ini Pak Amien masih belum punya siapa capres resmi yang akan diusungnya," ujar Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan.

Kritikan keras pun datang dari Hanura. Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai Amien terus 'menyerang' Jokowi karena takut kalah lagi. Pada Pilpres 2014, PAN mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tapi dikalahkan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK). Meski PAN kemudian akhirnya merapat ke kubu pemerintahan Jokowi-JK, Amien tetap kontra terhadap Jokowi.

"Sebenarnya AR (Amien Rais) itu sedang panik, ketakutan kalah lagi dari Pak Jokowi, jadi mengkhayal seperti anak-anak yang seolah-olah ketemu dan berkomunikasi dengan Tuhan," tutur Inas.

Tak kalah keras, PPP juga ikut memberi counter atas pernyataan Amien itu. PPP bahkan menyindir Amien yang kalah saat maju sebagai capres di Pilpres 2004.

"Tinggal dites saja seberapa besar pengaruh Pak Amien Rais. Pilpres 2004 juga ikut kontestasi langsung hasilnya begitu, apalagi tidak ikut sebagai peserta pilpres," sindir Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek).

Partai pendukung Jokowi lainnya, NasDem juga ikut meradang. Dia meminta Amien tak mendahului keputusan Tuhan melalui pernyataan-pernyataannya yang kerap mendiskreditkan Jokowi.

"Pergantian pemimpin nasional itu kan kewenangan konstituen, kita serahkan kepada konstituen. Bahwa konstituen memilih dengan petunjuk Tuhan itu betul dan dalam memilih pemimpin pastilah ada tangan Tuhan. Tapi manusia bukan Tuhan, karenanya jangan mendahului Tuhan," urai Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate.

"Rakyat bisa memilih mana yang berpolitik kebangsaan dan yang mana adu domba. Saya harap tokoh kita memberikan suasana demokrasi yang berkualitas, menenangkan masyarakat, jangan sampai menciptakan polarisasi," imbuhnya.

Bukan hanya partai-partai politik saja yang bersuara soal pernyataan Amien kali ini. Lembaga-lembaga agama pun juga ikut mengkritisi. Bahkan MUI juga punya pendapat yang sama dengan NasDem.

"Tidak boleh mendahului takdir. Tidak boleh. Kalaupun Pak Amien maunya begitu, belum tentu maunya malaikat dan Allah akan begitu," kata Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, Masduki Baidlowi.

"Pak Amien kan hamba seperti kita. Jadi maunya Pak Amien itu maunya hamba Allah, belum tentu sama dengan kodrat-iradat Allah, dan belum tentu sama juga dengan malaikat yang pesuruh Allah. Jangan mendahului kodrat-iradat Allah," tambahnya.

Selain MUI, PBNU pun ikut mengkritik Amien Rais. Ketua Tanfiziah PBNU KH Robikin Emhas menilai tak semestinya nama Allah digunakan untuk hal yang bertendensi pada politik praktis.

"Mohon setiap muslim menempatkan Allah pada posisi yang maha agung, maha mulia, maha suci. Dan mohon pula tak ada pula yang menggunakan nama Allah dengan niat yang tidak suci. Mari kita tempatkan Allah pada kedudukan yang mulia. Sekali lagi, jangan ada siapa pun juga yang menggunakan kesucian nama Allah dengan tidak tulus, apalagi ada tendensi politik praktis," papar Robikin.

Setelah MUI dan PBNU, Muhammadiyah juga ikut melancarkan kritik kepada Amien. Sikap Amien dinilai tidak etis.

"Saya kira tidak etis, tidak bagus seperti itu. Jangan seperti pasti. Kan segala sesuatu juga betul urusan Allah. Tapi tidak boleh dikatakan seperti itu," ucap Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad.

"Untuk konteks omongannya pasti tidak boleh. Kalau insyaallah (saja) kan (artinya) jika Allah berkehendak. Tapi siapa yang tahu Allah kan. Maka kita tidak boleh kita bicara seolah pasti seperti itu, Allah melengserkan. Memangnya kita tahu?" tambah dia.

Di sisi lain, politikus PDIP Maruarar Sirait memberi saran kepada Amien untuk bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi. Diharapkan silaturahmi itu bisa mengurangi jarak Amien yang selama ini lantang mengkritik pemerintah.

"Kita menghormati pandangan Pak Amien Rais. Mungkin di Ramadan dan Lebaran nanti bagus juga ada silaturahim antara Pak Jokowi dengan Pak Amien Rais. Apalagi dekat juga kan dari Yogyakarta ke Solo," tutup Maruarar. (**H)


Sumber: detikNews





Berita Terkait

Tulis Komentar