BI Sebut Pertumbuhan Ekonomi Tertekan Kinerja Impor

  • Jumat, 25 Mei 2018 - 19:02:15 WIB | Di Baca : 1338 Kali

SeRiau - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak akan mencapai target sebesar 5,3 persen. Diperkirakan, tekanan impor membuat pertumbuhan ekonomi cuma sebesar 5,2 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi tertekan kinerja impor yang meningkat tajam dalam beberapa waktu terakhir. Tercatat, impor mencapai US$16,09 miliar sampai April 2018. Padahal, ekspornya cuma US$14,47 miliar pada bulan yang sama.

"Faktor yang menurunkan adalah kenaikan impor yang lebih tinggi, sehingga net external demand, khususnya konsumsi itu 4,9 persen. Ini membuat pertumbuhan ekonomi tidak bisa 5,3 persen," ujar Perry di kantornya, Jumat (25/5).

Selain karena impor, laju pertumbuhan ekonomi tahun ini juga dipengaruhi faktor penyaluran kredit perbankan yang lebih lambat. Hal ini dikarenakan perbankan masih memulihkan kinerjanya usai didera kredit bermasalah.

"Semestinya (pertumbuhan kredit) naik sejak 2015, tapi kan (sekarang) tetap slow(lambat). Itu faktor yang masih berlanjut dan belum recover (pulih) banget kreditnya," katanya.

Kendati begitu, menurut Perry, realisasi pertumbuhan ekonomi tahun ini masih bisa lebih cemerlang dari tahun lalu yang sebesar 5,07 persen karena ditopang oleh indikator ekspor, konsumsi pemerintah, hingga investasi.

Dari sisi ekspor, perkembangan harga komoditas dan nilai tukar rupiah yang tengah melemah, sejatinya bisa dimanfaatkan para eksportir untuk meningkatkan nilai ekspor.

"Harga komoditas luar negeri itu cukup baik dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Kurs rupiah juga cukup baik bagi eksportir, sehingga mendorong konsumsi dan ekspor meningkat," jelasnya.

Dari konsumsi pemerintah, pemberian stimulus fiskal, misalnya melalui pemberian gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta pensiunan dapat mendorong belanja negara.

Bersamaan dengan itu, pemerintah terus meningkatkan belanja negara untuk sektor infrastruktur melalui percepatan sejumlah proyek. Sedangkan dari sisi investasi, sumbangan indikator ini diperkirakan terus bertumbuh sejalan dengan meningkatnya investasi ke sektor konstruksi dan non konstruksi.

"Investasi cukup bagus, baik yang private(swasta) maupun non-private (non-swasta)," pungkasnya. (**H) 


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar